Jeep Grand Cherokee 2017 Diklaim Ramah Lingkungan di Jepang
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan
Jumat, 12 Mei 2017 19:00 WIB
Jeep memperkenalkan Grand Cherokee bermesin baru. ANTARA
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak sembarang mobil bisa masuk kategori ramah lingkungan, khususnya di Jepang yang sudah memberlakukan pengawasan ketat soal emisi gas buang. Ada penilaian tersendiri yang berpengaruh terhadap pajak, sehingga manufaktur harus bisa memenuhi standar kualifikasi itu agar mendapat insentif pajak mobil ramah lingkungan. Intensif itu penting, agar konsumen lebih melirik mobil lantaran pajaknya lebih murah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Jeep Memperkenalkan Grand Cherokee, Begini ...Perusahaan manfaktur otomotif asal Amerika Serikat, Jeep memiliki produk ramah lingkungan. Jeep Grand Cherokee 2017, baru-baru ini dilabeli sebagai mobil yang masuk kualifikasi eco-car di Jepang. Mid-size SUV bermesin bensin itu, mendapat empat bintang dalam penilaian emisi di sana, yang merupakan kunci yang dibutuhkan untuk program eco car.

"Pencapaian ini kembali menegaskan status flagship dari Grand Cherokee di antara SUV lainnya dalam pasar global,"ujar Mike Manley, Head of Jeep Brand and Global Lead Executive for International Operations - FCA, Jumat 12 Mei 2017.

Mike menjelaskan berbekal mesin V6 Pentastar, Jeep Grand Cherokee berhasil melewati batas ketat emisi di Jepang. Hasilnya, konsumen yang membeli Grand Cherokee akan mendapatkan insentif pajak berkisar 58.000 yen - 66.000  yen atau sekitar Rp 6- 7 Jutaan yang tentunya menguntungkan.

Mike  mengungkapkan  Grand Cherokee 2017 bukan satu-satunya Jeep yang dinilai ramah lingkungan. Sebelumnya, Jeep Cherokee Trailhawk 2016 juga mendapat label eco car dan insentif pajak serupa di Jepang.

Kunci keberhasilan Jeep Grand Cherokee 2017 sebagai eco car terletak pada sistem mekanisnya. Mesin V6 Pentastar  sudah dituning ulang dan meningkatkan tenaga menjadi 295 PS. Mesin itu juga didukung variable valve lift (VVL) dua langkah yang meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Sistemnya didesain untuk tetap berada pada mode pengangkatan rendah sehingga pengemudi membutuhkan tenaga lebih. Barulah sistem merespons dan berganti ke mode pengangkatan tinggi, yang mengirimkan lebih banyak udara ke dalam silinder. Hasilnya, beban kerja pompa bahan bakarnya lebih sedikit.

Sistem itu juga didukung cooled Exhaust Gas Recirculation (EGR) yang membantu mengurangi emisi dan memangkas hasil pemompaan yang tekor.

Selain itu, fitur Engine Stop-Start (ESS) dan transmisi otomatis 8-speed TorqueFlite yang halus juga berkontribusi terhadap hemat bahan bakar. Di Jepang, Grand Cherokee terbaru ini diklaim konsumsi bahan bakar hanya  mencapai 9,6 km per liter.

Baca:  Sssstt, BMW Stop Produksi 6-Series CoupeJeep menjadi salah satu merek dari Amerika yang merajai penjualan di Jepang. Tahun lalu, penjualan naik 31,7 persen menjadi 9.388 unit.

GRANDY AJI|SETIAWAN ADIWIJAYA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi