TEMPO Interaktif, Jakarta:Dana yang disiapkan pemerintah Rp 13,5 triliun.
Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Darmin Nasution mengatakan pembelian kembali obligasi negara akan dilakukan secara bertahap. Yang jelas, kata Darmin, pembelian kembali obligasi negara yang jatuh tempo 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2006 disesuaikan dengan anggaran pemerintah. Tentang jumlah pembelian kembali obligasi itu, kata Darmin, " Tidak ada target karena ini bukan penerbitan obligasi," katanya di Departemen Keuangan Jakarta, Senin (4/8).
Dalam APBN 2003 pemerintah menetapkan anggaran untuk pembelian obligasi itu sebesar Rp 13,5 triliun. Tapi, ia tak menyebutkan berapa anggaran yang disiapkan pemerintah untuk lelang besok dengan alasan "takut mengganggu pasar".
Menurut Darmin dalam lelang besok pemerintah akan menyeleksi obligasi sebesar Rp 77,879 triliun dengan tingkatan harga. "Jika mereka mau jual mahal, kami tak akan membeli," katanya. Sudah ada 19 peserta lelang yang terdiri dari bank swasta asing dan lokal, bank pemerintah, dan perusahaan sekuritas.
Untuk obligasi yang tak dibeli besok, kata Darmin, akan dibiarkan hingga jatuh tempo yang diperkirakan harganya akan lebih murah. Tapi, pemerintah juga tidak mengabaikan penerimaan bunga yang diterima pemegang obligasi itu jika dibiarkan sampai jatuh tempo. "Nanti dihitung berapa harga nominalnya plus bunganya, itulah harganya," katanya. "Kalau mintanya lebih mahal, tak akan dibeli."
Lelang obligasi negara akan mulai dilakukan pada pukul 13.00 hinga 15.00 oleh Pusat Manajemen Obligasi Negara. Lelang memakai sistem Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS) di mana penawaran dinyatakan dalam harga bersih dengan satuan harga dalam persentase hingga dua desimal dan kelipatan 0,05 persen.
(Bagja Hidayat-TNR)