Produsen Mobil Listrik Cina Xpeng Cari Rp 16 Triliun di Bursa New York
Reporter: Terjemahan
Editor: Jobpie Sugiharto
Minggu, 23 Agustus 2020 22:17 WIB
Mobil listrik bertipe sport Xpeng P7 dengan daya jelajah terjauh hingga saat ini, 706 kilometer. Sumber: Antara
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, JakartaProdusen kendaraan atau mobil listrik Cina, Xpeng Inc., tengah mengupayakan dana hingga 1,11 miliar Dolar AS (sekitar Rp 16 triliun) dalam penawaran umum perdana (IPO) di New York, Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penawaran saham tersebut seolah berupaya memanfaatkan antusiasme publik dan bisnis terhadap mobil listrik di tengah ketegangan politik AS-Cina.

Pada Jumat lalu, 21 Agustus 2020, Xpeng menuturkan akan menjual 85 juta saham American Depositary Share (ADS), masing-masing mewakili dua saham biasa kelas A. Harga saham itu 11 Dolar AS dan 13 Dolar per saham.

Berdasarkan perhitungan produsen mobil listrik itu nilainya 9,17 miliar Dolar AS. BofA Securities, JP Morgan, dan Credit Suisse merupakan penjamin emisi untuk IPO tersebut.

IPO dilakukan pada saat perusahaan Cina yang terdaftar di AS tersebut menghadapi pengawasan ketat dan persyaratan audit ketat dari regulator AS. Hal tersebut juag dipicu ketegangan kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.

Didirikan pada 2014, Xpeng yang berbasis di Guangzhou mengirimkan mobil listrik Xpeng G3 pertamanya kepada pelanggan pada Desember 2018. Model kedua lantas diluncurkan pada April 2020.

Perusahaan tersebut memproduksi mobil listrik di dua pabrik di Cina.

Produsen mobil listrik Cina mengatakan investor Alibaba Group (BABA.N), Coatue, dan Qatar Investment Authority telah menunjukkan minat untuk membeli masing-masing 200 juta Dolar, 100 juta Dolar, dan 50 juta Dolar dari ADS yang ditawarkan.

“Investor tampaknya tidak mendapatkan cukup eksposur ke saham kendaraan listrik. Kami membandingkan Xpeng dengan Li Auto, yang go public pada Juli dan naik 28 persen dari IPO, juga Nio," kata Kathleen Smith, Principal Renaissance Capital, penyedia riset institusional dan ETF IPO.

REUTERS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi