TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Toyota yang juga ketua Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA), Akio Toyoda, mengumumkan bahwa Tokyo Motor Show 2021 dibatalkan. Keputusan itu diambil karena pandemi Covid-19.
Sebelumnya, JAMA memang mempertimbangkan opsi lain. Toyoda melaporkan bahwa penyelenggara telah mempertimbangkan acara online, tapi akan menghilangkan esensi dari acara tersebut, sehingga dibatalkan.
“Karena program utama kami, peserta dapat merasakan pesona mobilitas dalam lingkungan yang aman dan terlindungi,” ujar dia seperti dikutip Carscoops, Kamis, 22 April 2021.
Menurut Toyoda, pameran secara virtual tidak akan berhasil karena variasi dan ukuran booth peserta. “Memberi orang kesempatan merasakan sendiri mobil, motir, minicar, dan kendaraan besar yang dipamerkan langsung adalah prioritas,” katanya.
Tokyo Motor Show secara tradisional diadakan pada bulan Oktober-November dan hanya berlangsung setiap dua tahun. Pertunjukan pertama diadakan pada tahun 1954, 67 tahun lalu, dan dihadiri kurang lebih 547.000 orang. Pada 2019, dikunjungi 1,3 juta pengunjung.
Pengumuman tersebut menyusul pembatalan Tokyo Auto Salon edisi 2021. Gelaran itu direncanakan berlangsung antara 15 dan 17 Januari 2021, penyelenggara juga memutuskan untuk membatalkan acara untuk melindungi peserta dan karyawannya.
“Bukan ditunda, tapi dibatalkan,” tutur Toyoda menegaskan.
Dikutip Reuters, Jepang baru-baru ini dilanda gelombang infeksi varian baru Covid-19 yang membuat pemerintah mengumumkan keadaan darurat.
Ketika kembali, acaranya akan sedikit berubah, karena JAMA akan mengganti nama Tokyo Motor Show menjadi Tokyo Mobility Show. Itu untuk mencerminkan fakta bahwa pembuat mobil melakukan rebranding sebagai penyedia mobilitas, dan menandai pendekatan kendaraan otonom.
CARSCOOPS | REUTERS | JAPAN TIMES
Baca juga: Video Daihatsu Rocky Terbaru di Tokyo Motor Show, Terios Kalah