Bagi Satrio, itu merupakan hasil maksimal yang bisa diberikannya. Pasalnya, dalam feature race Satrio tidak bisa mengendalikan mobilnya dan terpelintir. Kondisi itu membuatnya harus puas finis di urutan 17 dan tertinggal delapan putaran. “Saya juga tidak tahu apa yang terjadi pada saat saya tergelintir, karena saat itu pembalap Malaysia, Fairuz (Fauzi) juga mengalami hal yang sama,” katanya ketika ditemui di kawasan Lippo Karawaci, Minggu (8/1).
Satrio pun akhirnya merasa perlu untuk memberikan kesempatan bagi sang pembalap rookie untuk menggantikan posisinya jika memang diperlukan. “Dengan melihat hasil yang saya dapatkan sampai saat ini, mungkin sudah saatnya bagi dia (Zahir) untuk mencoba,” katanya. Menurutnya, masalah ini sampai saat ini masih akan terus didiskusikan di dalam timnya. “Dan kalaupun memang keputusannya saya digantikan Zahir, saya akan mendukung saja,” katanya.
Bagi Satrio, kesempatan memang perlu diberikan kepada temannya itu. “Namun memang mungkin butuh penyesuaiannya lagi dalam tim, karena setiap pembalap mempunyai karakteristik masing-masing,” katanya. Sementara, Zahir lebih menanggapi hal itu dengan harapan yang tidak terlalu tinggi. “Setiap pembalap pasti ingin mempunyai kesempatan untuk turun, namun saya akan tunggu saja hasil keputusan tim seperti apa,” katanya.
Zahir menyatakan keputusan tim pasti akan dibuat dalam minggu ini. “Kita lihat saja nanti, yang pasti kita berdua sama-sama menginginkan poin untuk Indonesia,” katanya. Seri lima A1 GP akan digelar pada sirkuit Gauteng, Afrika Selatan pada 22 Februari nendatang. Sampai saat ini, puncak klasemen umum sementara masih didominasi oleh tim-tim dari Eropa. Irlandia memimpin di posisi puncak, diikuti Swiss dan Portugal.
EZTHER LASTANIA