Mengenal 5 Masalah Mobil yang Kerap Terjadi di Musim Hujan
Reporter: Erwan Hartawan
Editor: Kusnadi Chahyono
Selasa, 20 Februari 2024 09:41 WIB
Berkendara mobil di kondisi hujan deras. (Foto: Suzuki)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebut bahwa bulan Februari masih menjadi puncak musim hujan dengan intensitas curah hujan menengah hingga tinggi. Kondisi ini turut berdampak pada kendaraan, yang berisiko menjadi lebih rentan akibat suhu udara lembab serta jalanan yang licin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perusahaan ban global asal Korea Selatan, Hankook Tire mengingatkan bahwa musim hujan tidak hanya membutuhkan kemampuan berkendara yang mumpuni, tetapi juga kondisi kendaraan yang prima dengan perawatan ekstra dan rutin. 

Selanjutnya, kenali masalah umum yang kerap dialami mobil saat musim hujan, serta cara mengatasinya.

1. Wiper mobil tidak berfungsi

Beberapa faktor dapat menyebabkan wiper mati, mulai dari karet yang sudah aus, sistem engkol yang kotor, hingga kabel penggerak yang sudah usang. Agar terhindar dari situasi wiper kendaraan tidak berfungsi secara optimal, pengemudi dapat melakukan beberapa langkah seperti periksa kondisi wiper secara rutin terutama sebelum musim hujan

Sebaiknya ganti sekring wiper dengan yang baru jika diperlukan, gunakan air wiper yang berkualitas dan sesuai dengan spesifikasi mobil, lalu ganti karet wiper secara berkala, biasanya setiap enam bulan sekali.

2. Aki mobil mati

Suhu udara yang lebih rendah serta kelembaban yang meningkat dapat menyebabkan aki bekerja dua kali lipat, terutama saat menghidupkan mesin. Komponen mobil seperti lampu kabut, unit AC, sound system dan wiper juga mengkonsumsi lebih banyak tenaga dari aki, yang mengakibatkan kapasitasnya berkurang drastis.

Cek aki mobil sebelum berkendara, terutama jika akan melakukan perjalanan ke luar kota. Batasi penggunaan aki jika sudah berusia 2-3 tahun atau sudah menempuh jarak 50.000 KM. 

3. Kaca mobil berembun

Cuaca dingin dan hujan seringkali menyebabkan embun terbentuk di kaca. Penyebab lainnya adalah kelembaban dalam kabin mobil karena paparan partikel air dari pendinginan udara AC. Sebelum mengganggu visibilitas dan keamanan berkendara, lakukan service AC tiap tiga bulan sekali untuk mencegah proses pengembunan. 

Manfaatkan fitur resirkulasi pada mobil untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam tanpa mengubah suhu AC, sehingga mencegah perbedaan suhu yang dapat menyebabkan embun terbentuk di kaca mobil.

4. Rem tidak pakem

Ketika berkendara di atas permukaan jalan yang basah, sistem pengereman mungkin menjadi kurang responsif. Air yang terjebak di antara kampas rem dan cakramnya dapat mengganggu kontak antara kedua komponen tersebut.

Untuk menghindari kondisi tersebut, pengendara disarankan melakukan perawatan secara rutin untuk memeriksa kondisi minyak rem dan menggantinya, terutama jika mobil sudah mencapai 40,000 kilometer. 

Selain itu, ban yang sudah aus juga dapat mengurangi traksi sehingga membuat mobil sulit berhenti dalam kecepatan tinggi. Pada ban sudah terdapat simbol Tread Wear Indicator (TWI) untuk membantu pengendara mengukur batas keausan yang diperbolehkan. Jika kembang ban telah mencapai segitiga TWI, sebaiknya segera mengganti ban.

5. Risiko mengalami aquaplaning

Aquaplaning adalah kondisi ketika ban mobil kehilangan kontak dengan aspal karena genangan air, mengakibatkan hilangnya traksi dan ketidakstabilan kendaraan. Hal ini disebabkan oleh ketebalan genangan air dan kecepatan mobil yang tinggi, yang membuat alur ban tidak mampu mengalirkan air dengan efektif.

Untuk mencegah aquaplaning, hindari kecepatan di atas 60 km/jam saat hujan. Pastikan juga kondisi ban tidak botak, karena hal ini dapat mengakibatkan ban tidak mampu melakukan pembuangan air dan menyulitkan pengereman, sehingga mobil kehilangan kendali.

Pilihan Editor: Ini Masalah Tekanan Angin Ban Kendaraan Bisa Hilang

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi