Pangdam Yahya mengungkapkan bahwa pasukan yang dikirim itu diberi tugas untuk memperkuat pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Tim-Tim. Tugas yang diembannya terdiri atas pengecekan dan penyaringan para pelintas batas, mewaspadai upaya penyelundupan barang, dan menjaga keutuhan wilayah RI dari kemungkinan penyusupan serta mengawal pengungsi yang masih tersisa.
"Pokoknya, pasukan kita akan mengamankan wilayah perbatasan. Penugasan operasi seperti ini merupakan kebanggaan dan kehormatan setiap prajurit TNI," ujarnya usai melepas pasukan di Lantamal IV Makassar.
Pasukan Kodam VII Wirabuana itu akan bertugas selama sekitar satu tahun, di bawah kendali koordinasi Kodam IX Udayana. Pasukan ini berasal dari kesatuan Yonif 726 sebanyak 327 orang, dari Yonif 725 sebanyak 123 orang, Yonif 721 sebanyak 94 orang, kemudian 10 orang dari Yonif 711, 43 orang dari Zipur, 13 orang kiwal (kompi pengawal) Kodam, 32 dari Yonif 700, 17 dari Kesehatan Kodam, 29 dari Rindam dan 1 orang Bintal.
Kedatangan 689 prajurit dari Kodam VII Wirabuana itu akan menggantikan tugas Yonif 643 Kalimantan dan Kodim VI Tanjung Pura. Keseluruhan pasukan diangkut dengan KRI Teluk Mandar-514, dipimpin Danyon, Mayor Inf Muh. Sugiarto.
Ketika ditanya soal kemungkinan memanasnya situasi perbatasan Indonesia - Timor-Timur itu, Yahya menolak berkomentar. Menurut dia, bukan kapasitasnya untuk menyampaikan kondisi rill di sana. Ia hanya mengatakan, pasukan itu dikirim atas perintah Markas Besar TNI di Jakarta. (Muannas)