Toyota & Nissan Ulur Jeda Produksi di Thailand  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Sabtu, 5 November 2011 06:28 WIB
Pabrik perakitan mobil Honda yang terendem banjir di kawasan industri Rojana, Ayutthaya, Thailand, (30/10). AP/Kyodo News
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Banjir di Thailand masih berdampak buruk pada industri otomotif. Toyota dan Nissan pada Jumat, 4 November 2011, mengumumkan akan mememperpanjang jeda produksi di pabrik-pabrik mereka di Thailand akibat banjir yang mengganggu pasokan komponen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Toyota dalam pernyataannya menyebutkan bahwa tiga lokasi pabrik di Thailand belum beroperasi setidak-tidaknya hingga 12 November. Pabrik tersebut berhenti produksi mulai 10 oktober. Menurut Toyota, banjir Thailand berdampak pada pabrik mereka di Amerika Serikat, Kanada, Afrika Selatan, Indonesia, Filipina, Vietnam, Pakistan, dan Malaysia.

"Keputusan setelah 14 November dan selanjutnya akan didasarkan pada hasil pemeriksaan dari situasi terakhir," kata Toyota.

Juru bicara Toyota, Dion Corbett, kepada AFP mengemukakan bahwa penghentian produksi itu berarti ada 69 ribu unit kendaraan yang tak jadi dibuat atau 10 persen dari produksi mereka di Thailand.

Toyota memproduksi 630 ribu kendaraan di Thailand pada 2010. Dampak banjir Thailand juga mempengaruhi produksi di 22 ribu kendaraan di Jepang.

"Masalah utamanya adalah dampak banjir terhadap para pemasok. Sulit bagi kami memastikan komponen mana dari pabrik yang mana dan kapan mereka sedang kesulitan," kata Corbert kepada AFP.

Toyota menghentikan produksi mereka di Samrong, Gateway, dan Ban Pho sejak 10 Oktober. Banjir tidak terjadi di lokasi tersebut, tapi pasokan komponen terhenti.

Nissan juga sami mawon. Mereka mengemukakan pabrik mereka paling cepat berproduksi mulai 14 November. Pabrik Nissan tidak terkena banjir tapi kekurangan pasokan komponen. Nissan mengemukakan ada sekitar 40 ribu unit kendaraan yang batal diproduksi akibat banjir itu.

"Karena kurangnya pasokan komponen, produksi di pabrik masih belum berjalan, tapi Nissan akan berusaha melanjutkan produksi sebagian besar kendaraan mulai 14 November," kata Nissan dalam pernyataannya.

Terganggunya pasokan komponen tidak mempengaruhi produksi Nissan di luar Jepang, tapi ada risiko 20 ribu unit kendaraan batal dibuat di Jepang.

ANT | BS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi