Target Penjualan 900 Ribu Mobil Masih Realistis  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Minggu, 15 Januari 2012 21:20 WIB
TEMPO/Seto Wardhana
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberlakuan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) khususnya Premium diperkirakan tidak akan mempengaruhi penjualan mobil  sepanjang 2012. Namun, krisis keuangan di Eropa dan Amerika Serikat yang berlarut-larut dinilai berpotensi menggangu pasokan komponen dari negara produsen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Target penjualan yang ditetapkan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) sebanyak 890 – 900 ribu unit pada tahun ini masih cukup masuk akal,” tutur pengamat otomotif Suhari Sargo saat dihubungi, Ahad, 15 Januari 2012.

Menurut Suhari, pertumbuhan ekonomi nasional yang terus bertumbuh dan tahun ini diperkirakan 6,5 persen dinilai cukup kuat menopang penjualan mobil. Terlebih, suku bunga acuan Bank Indonesia yang sebesar 6 persen cukup memberi ruang bagi bank dan lembaga keuangan menurunkan suku bunga kredit.

“Sebab, 70 persen pembelian mobil hingga saat ini dilakukan secara kredit." Pada sisi lain, fakta juga membuktikan setiap pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen penjualan mobil akan meningkat dua kali lipat. Walhasil, target penjualan Gaikindo dinilai masih cukup realistis.

Sat-usatunya kendala bagi kalangan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)  adalah seretnya pasokan komponen dari prinsipal mereka. Sebab,  negara asal prinsipal baik Jepang, Korea, Eropa, maupun Amerika akan merasakan dampak krisis yang berkepanjangan. 

“Tetapi, dampak itu tidak signifikan,” ujar dia.

Suhari berpendapat meski harga BBM naik tidak akan serta merta menyebabkan konsumen, khususnya masyarakat kelas  menengah ke atas beralih ke sepeda motor. Alasannya,  dengan kondisi angkutan umum yang belum nyaman kelompok masyarakat itu masih akan menggunakan mobil pribadi sebagai sarana transportasi sehari-hari.

Adapaun ihwal varian yang bakal laris di Indonesia di tahun ini, Suhari memperkirakan jenis Multi Purpose Vehicle. Mobil ini dinilai sesuai dengan budaya masyarakat yang senang bepergian bersama keluarga dan sanak saudara.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi