MotoGP, Begini Taktik Lorenzo Kalahkan Rossi
Reporter: Tempo.co
Editor: Febriyan
Jumat, 16 Oktober 2015 20:00 WIB
Pembalap MotoGP Yamaha, Jorge Lorenzo melompat diatas podium saat ditemani pembalap Yamaha, Valentino Rossi (kiri) yang berhasil juara kedua, dan pembalap Honda, Dani Pedrosa (kanan) yang berhasil menjauari ketiga di ajang MotoGP Catalunya, Barcelona, Spanyol, 14 Juni 2015. REUTERS
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo menyatakan kemungkinan menggunakan taktik seperti yang dipakainya pada seri MotoGP Valencia musim 2013 lalu. Taktik ini, kemungkinan akan digunakannya jika jarak antara dirinya dengan pemimpin klasemen sementara, Valentino Rossi, tak berkurang pada MotoGP Australia Ahad nanti.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kita lihat nanti kedepannya apakah saya harus menggunakan taktik seperti itu atau tidak. Tetapi untuk sementara waktu saya hanya ingin memenangkan lomba disini dan di Malaysia dan melihat di posisi keberapa Valentino Rossi akan finish," ujarnya dalam konferensi pers usai sesi latihan Jumat, 16 Oktober 2015 di sirkuit Phillip Island, Australia. "Mungkin dia akan finish didepan saya dan mungkin taktik itu perlu dilakukan."

Saat ini Lorenzo berada dalam tekanan untuk menjadi juara dunia MotoGP. Dia tertinggal 18 angka dari rekan setim sekaligus rival terberatnya, Valentino Rossi. Dengan tiga balapan tersisa, Rossi sebenarnya tak perlu terlalu ngotot untuk memenangkan semua balapan. Dia cukup finish satu posisi di belakang Lorenzo untuk menjadi juara dunia.

Karena itu, Lorenzo harus bergantung pada Marquez dan Dani Pedrosa untuk membuat Rossi finish dua posisi di belakangnya. Kondisi seperti ini hampir mirip dengan musim 2013 saat Lorenzo bersaing ketat dengan pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez.

Saat itu, Lorenzo tertinggal 15 poin dari Marquez sementara balapan tinggal tersisa 1 seri lagi, seri Valencia. Dengan kondisi seperti itu, Lorenzo tak menerapkan gaya ngacir meninggalkan lawannya selepas start seperti yang biasa dia peragakan.

Dia memilih menahan laju motornya dengan harapan jarak antar pembalap akan semakin rapat dan Marquez yang berada di posisi ketiga saat balapan bisa disalip pembalap lain. Namun, taktik Lorenzo saat itu tak berhasil karena rekan setim Marquez, Dani Pedrosa, terus menekannya dari posisi kedua. Sejumlah senggolan pun terjadi diantara kedua pembalap itu.

Di akhir balapan, taktik Lorenzo tampak tak berhasil karena tak satu pun pembalap berhasil menyalip Marquez. Lorenzo akhirnya melaju kencang dan menjadi juara dengan Pedrosa di belakangnya. Sementara Marquez bermain aman dan menjadi juara dunia dengan jarak hanya 4 poin dari Lorenzo.

Lorenzo menyatakan  bahwa taktik seperti itu belum saatnya digunakan di seri MotoGP Austalia ini. Kondisi sirkuit Phillip Islnad yang memiliki angin kencang dan Marquez yang tak memiliki beban untuk menjadi juara dunia membuat taktik seperti itu riskan untuk dijalankan.   

"Jika anda mencoba untuk memperlambat dengan pembalap seperti Marquez yang tak memiliki beban apa pun, itu akan sangat sulit," ujarnya. "Dan lintasan seperti Phillip Island dengan angin yang kencang dan hal lainnya, saya pikir itu bukan strategi yang tepat."

Melihat hasil latihan bebas di hari ini, Lorenzo tampak sangat percaya diri bahwa dirinya akan memenangkan lomba dan Rossi akan terlempar dari podium. Dirinya menempati posisi kedua di sesi latihan di bawah Marquez dengan jarak 0,050 detik saja. Sementara Rossi terlempar di posisi kesembilan.

“Saya pikir dalam situasi seperti sekarang kemungkinan untuk memenangkan lomba dengan Marc Marquez dan Dani Pedrosa berada di depan Valentino Rossi sangat besar.  Balapan akan berjalan sangat panjang dan cepat atau lambat pembalap yang memiliki kecepatan akan finish di depan," ujarnya

CRASH|FEBRIYAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi