Sirkuit Sentul Nyatakan Komitmennya Jadi Tuan Rumah MotoGP
Reporter: Tempo.co
Editor: Yocta Nurrahman
Sabtu, 4 Juni 2016 05:45 WIB
Sejumlah pembalap melaju saat perlombaan kelas 250 cc Yamaha Sunday Race di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, 15 November 2015. Renca digelarnya ajang MotoGP 2017 di Sentul disambut gembira oleh manajemen Sentul yang akan bergerak cepat untuk merenovasi sirkut Sentul dengan standar Internasional. ANTARA FOTO
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Sarana Sirkuitindo Utama berkomitmen membenahi Sirkuit Sentul dengan biaya sendiri guna memenuhi standar persyaratan penyelenggaraan Moto GP 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat, dari Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga merangkap sebagai Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S Dewa Broto pada 2 Juni 2016, Kemenpora telah menerima surat balasan dari Tinton Soeprapto selaku Direktur PT Sarana Sirkuitindo Utama.

Isi dari surat tersebut adalah perihal komitmennya untuk bersedia melakukan renovasi dan atau perbaikan dengan menggunakan biaya sendiri sebagai upaya untuk memenuhi standar penyelenggaraan MotoGP tahun 2017, 2018 dan 2019.

Surat pernyataan tertanggal 31 Mei 2016 ini merupakan respons terhadap surat Kemenpora tertanggal 27 Mei 2016 yang pada intinya meminta PT Sarana Sirkuitindo Utama untuk segera menyerahkan surat pernyataan perihal komitmen untuk merenovasi sirkuit tanpa menggunakan APBN.

Dalam surat itu juga Kemenpora meminta PT Sarana Sirkuitindo untuk menyerahkan dokumen kajian tentang dampak positif penyelenggaraan MotoGP bagi Indonesia serta draf kemungkinan adanya nota kesepahaman antara Menpora, Menpar dan Direktur Sarana Sirkuitindo tentang penyelenggaraan MotoGP.

Langkah berikutnya bagi PT Sarana Sirkuitindo adalah melakukan penandatanganan kontrak dengan Dorna Sport tentang penyelenggaraan MotoGP mengingat berdasarkan hasil pertemuan antara Menpora Imam Nahrawi dengan Javier Alonso mewakili Dorna Sports di Jakarta pada tanggal 3 Pebruari 2016 menyebutkan bahwa pihak Indonesia diberi kesempatan untuk melakukan penandatanganan dengan Dorna Sports paling lambat tanggal 30 Juni 2016.

Walau tergolong terlambat dalam prosesnya, namun sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Terbatas tanggal 11 Januari 2016 yang khusus membahas Asian Games 2018 dan MotoGP serta juga hasil Rapat Koordinasi di kantor Menko PMK yang dipimpin oleh Menko PMK Puan Maharani, yakni rencana penyelenggaraan MotoGP 2017 perlu dikaji ulang secara komprehensif.

Selanjutnya, Presiden yang akan menjadi dasar hukum penggunaan APBN untuk membayar commitment fee sebesar 7 juta dolar AS untuk tahun 2017, 8 juta dolar AS untuk tahun 2018 dan 8,4 juta dolar AS untuk tahun 2019.

Selain itu juga untuk meminta surat pernyataan komitmen merenovasi sendiri tanpa APBN. Tetapi, seandainya ada Keputusan Presiden, itu belum tentu muncul di bulan Juni 2016 karena membutuhkan pembahasan lebih intensif.

Dengan demikian surat perjanjian harus segera ditandatangani jika ingin mengejar MotoGP musim 2017, dalam waktu sempit.

Seandainya tidak, kemungkinan penyelenggaraan MotoGP 2017 akan gagal diselenggarakan di Indonesia dan mungkin menunggu hingga kemungkinan tahun 2018.

ANTARA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi