Sektor Otomotif Diyakini Tak Terganggu Pilkada Serentak 2018
Reporter: Bisnis.com
Editor: Wawan Priyanto
Kamis, 7 Desember 2017 08:31 WIB
Pengunjung memadati arena pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, 10 Agustus 2017. ANTARA FOTO
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pilkada serentak yang digelar pada tahun depan diyakini tidak akan mengganggu pasar otomotif nasional. Sejumlah agen pemegang merek (APM) optimistis penjualan akan stabil kendati ada potensi kegaduhan politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Division Head of Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir pelaku usaha dan konsumen telah terbiasa dengan adanya kegaduhan politik. Sehingga, pilkada serentak dilakukan di berbagai daerah itu tidak akan mengganggu stabilitas ekonomi.

Baca: Pasar Otomotif 2017 Capai 1,11 Juta Unit

"Kalau dilihat sejak dua tahun terakhir banyak agenda politik dan kegaduhan. Masyarakat sudah mulai terbiasa dan tidak akan berdampak terlalu besar [pada pasar kendaraan]," kata dia di sela-sela Workshop PT Astra International Tbk., di Semarang, Rabu, 6 Desember 2017. 

Menurutnya, saat ini masyarakat dan pelaku usaha telah terbiasa menghadapi kericuhan politik. Jika ada faktor yang akan mengganggu penjualan, hanya kondisi makro ekonomi dan daya beli masyarakat.

Simak: Tantangan Pasar Aftermarket Otomotif 2017

Division Head Corporate Planning PT Astra Daihatsu Motor Rudy Ardiman menambahkan, kondisi ekonomi menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja penjualan otomotif. Kendati ada agenda politik besar, sepanjang ekonomi kuat maka penjualan akan tetap stabil.

“Kondisi ekonomi sangat berpengaruh ke pasar. Secara volume penjualan sangat fluktuatif yang tergantung dari kondisi ekonomi dan daya beli,” kata dia.

Dia menambahkan, jika partumbuhan ekonomi masih berada di atas 5 persen maka penjualan kendaraan masih akan positif dengan kisaran volume penjualan mobil mencapai 1 juta hingga 1,1 juta unit. “Dilihat dari beberapa tahun terakhir tren memang seperti itu,” ujarnya.

BISNIS.COM

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi