Pemakaian Premium di Mobil Toyota dan Hyundai, Ini Efek Buruknya
Reporter: Antara
Editor: Eko Ari Wibowo
Kamis, 22 Februari 2018 20:53 WIB
Seorang petugas saat mengisi bahan bakar Premium ke sebuah mobil Toyota Fortuner di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pondok Pinang, Jakarta, Rabu (4/4). TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) merekomendasikan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih berkualitas diatas Premium, seperti Pertalite dan Pertamax. Menurut Public Relations Manager TAM Rouli Sijabat di Jakarta, penggunaan BBM berkualitas diperlukan karena mesin-mesin mobil Toyota, terutama keluaran terbaru, memang disesuaikan dengan konsumsi BBM dengan oktan tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tentu saja (kami rekomendasikan). Karena untuk emisi yang lebih bersih serta efisiensi bahan bakar yang lebih baik, salah satunya diperoleh melalui teknologi engine dengan kompresi yang tinggi, yang memerlukan persyaratan bahan bakar dengan angka oktan tinggi," kata Rouli, Rabu, 21 Februari 2018.

Baca: Pengguna Premium Makin Banyak ke Pertalite, Mengapa?

Penggunaan BBM berkualitas tinggi, kata dia, akan berdampak baik pada performa kendaraan. Bahan bakar lebih efisien, power maksimal, dan mesin lebih bersih dalam jangka panjang. Sedangkan jika dipaksa memakai Premium, power tidak maksimal, karena titik pembakaran sedikit berbeda dan kinerja sensor, misal knock censor, akan mengelitik.

Rekomendasi industri otomotif tersebut sebelumnya disampaikan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi. Menurut dia, rekomendasi tersebut membuat konsumsi Premium di pasaran menurun.

Secara terpisah, Presiden Direktur PT HMI Mukiat Sutikno mengatakan berkurangnya Premium di berbagai wilayah Tanah Air memang disebabkan oleh rekomendasi industri otomotif kepada pengguna kendaraan bermotor. Pasalnya, mesin-mesin otomotif saat ini memang disesuaikan dengan BBM yang lebih berkualitas.

"Kami merekomendasikan penggunaan Pertamax atau setidaknya Pertalite. Saya rasa industri otomotif lain juga begitu, termasuk sepeda motor," kata Mukiat.

Anjuran industri otomotif tersebut, menurut Mukiat, juga sejalan dengan kebijakan pemerintah. Sebab, pada September 2018, pemerintah akan menerapkan Euro-4, yang memang bisa diterapkan jika memakai BBM dengan RON tinggi.

Baca: Kata Komunitas yang Memakai Pertalite di Motor Lawas

Menurut Mukiat, penerapan Euro-4 tersebut sudah menjadi keharusan. Apalagi dibandingkan dengan negara lain, Indonesia termasuk terlambat. Banyak negara lain yang sudah menerapkan Euro-5. Bahkan Singapura sudah memasuki Euro-6 dengan meninggalkan Premium.

"Itu ujung-ujungnya kebaikan buat kita semua, kok. Karena pada saat jumlah kendaraan semakin banyak, tentu kalau BBM tidak dijaga, akan berdampak buruk pada lingkungan," katanya.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi