Morris Mini Van Jadul Jadi Harta Karun, Ini Biaya Restorasinya
Reporter: Wisnu Andebar
Editor: Wawan Priyanto
Minggu, 16 September 2018 16:00 WIB
Morris Mini Van tahun 1960, milik ketua Jakarta Morris Club, Uut Ananta. 16 September 2018. TEMPO/Wisnu Andebar
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Sebanyak 55 anggota Jakarta Morris Club atau Jakarta Morris Club hadir dalam acara 25 tahun komunitas penggemar mobil asa Inggris itu. Salah satu yang menarik perhatian adalah Morris Mini Van tahun 1960 berwana biru milik ketua JMC, Uut Ananta. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak tanggung-tanggung, biaya restorasi Mini Van milik Uut ini setara harga mobil Mitsubishi Xpander terbaru tipe GLX, Rp 200 juta.

“Biasanya beli bahan, bahan itu masih banyak PR-nya. Harga bahan Mini Van saya Rp 180 juta yang didapatkan dari daerah Pantai Indah Kapuk sekitar tahun 2012. Untuk membangun memakan waktu satu tahun dan menghabiskan Rp 200 juta,” ujarnya kepada Tempo di sela acara 25 Tahun JMC pada Minggu, 16 September 2018.

Baca: Ingin Beli dan Membangun Morris Lawas ? Ini Dia Resepnya

Ia melanjutkan, Itulah sebabnya mobil-mobil seperti ini harganya bisa mencapai Rp 300 juta lebih. “Mobil saya juga pernah ditawar Rp 450 juta tapi tidak saya lepas,” katanya. Harga itu nyaris mendekati harga Toyota C-HR yang dijual mulai Rp 480 jutaan. 

Morris Mini Van tahun 1962, milik anggota Jakarta Morris Club, Melvin Patrick. Jakarta, 16 September 2018. TEMPO/Wisnu Andebar

Pemilik Mini Van lainnya dari anggota JMC, Melvin Patrick juga mengatakan bahwa ia sudah melakukan beberapa restorasi pada Mini Van berwana putih miliknya yang meliputi peremajaan mesin, velg, dan pasang sunroof. Peremajaan mesin yang dilakukan berupa mesin yang diganti jadi injeksi dan bertransmisi otomatis.

Ia mendapatkan mobil Mini Van ini sekitar empat bulan yang lalu dari mantan ketua JMC, Hartono, sehingga soal harga menrut dia masih harga keluarga.

Baca: Jakarta Morris Club Galang Dana untuk Korban Gempa Lombok

Menurutnya, mesin saat ini untuk mencapai 140 kilometer per jam itu tidak sulit. “kendalanya hanya pada rem saja, tapi mobil ini memang bukan buat ngebut, melainkan untuk mencari teman sesama pengguna Mini,” ujarnya. 

Morris Mini Van tahun 1960 milik ketua Jakarta Morris Club, Uut Ananta. 16 September 2018. TEMPO/Wisnu Andebar

Selain Mini Van, Melvin juga memiliki Mini 1.000 manual tahun 1976 yang masih full original didatangkan langsung dari inggris dan Mini Rover. Namun, untuk Mini Van ini memiliki keunggulan berupa bodi yang lebih panjang sehingga sangat pas untuk membawa keluarga dan cukup untuk membawa banyak barang.

Sedangkan untuk mencari spare part, Melvin mengaku mencarinya sampai luar negeri atau keluar daerah. “Kalau berburu spare part saya sudah sampai Malaysia atau ke daerah-daerah di Indonesia, jadi ke luar negeri bukan jalan-jalan, melainkan cari spare part, dan keluarga juga mendukung,” katanya.

Sejak gabung di JMC tahun 2007, Melvin tidak menemui banyak kendala pada mobil ini. menurut dia, soal perawatan juga sangat mudah seperti merawat motor bebek. “Selama oli terjaga tidak ada masalah. Perawatan lebih di kaki-kaki yang harus prima karena tidak pakai suspensi hanya pakai karet,” ujarnya.

Ia melanjutkan, musuhnya hanya satu karena ruang kap mesin sangat kecil jadi begitu panas bisa overheat. Jadi air radiator harus selalu dicek.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi