Kisah Bengkel Holden: Untung Kecil hingga Dipolisikan
Reporter: Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor: Wawan Priyanto
Senin, 13 Mei 2019 11:21 WIB
Holden Premier garapan Omah Ijo Auto Work. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Dunia bisnis modifikasi tak jarang transaksinya hanya didasari negosiasi pertemanan. Transaksi bisnis kustom yang tak didasari perjanjian jelas hitam di atas putih itu ternyata bisa berbuntut panjang. Bahkan terseret sampai ke ranah hukum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengalaman pahit menjalani bisnis custom berdasar negosiasi pertemanan itu dialami pula pemilik dan pendiri bengkel spesial Holden, Omah Ijo Auto Work Yogya, Denny Ardiyan alias Abenk. Abenk dilaporkan salah satu pelanggan bengkelnya ke kepolisian Yogyakarta atas tuduhan wan prestasi setahun silam.

Baca: Chevrolet Jambrong Ini Ditawar Setengah Miliar Tapi Tak Dilepas

"Saya diminta (pelanggan) mengerjakan empat mobil yang masih dalam bentuk bahan semua, lalu tiba-tiba mobil diambil (saat belum jadi semua) dan saya dianggap wan prestasi, menipulah, dilaporkan polisi," ujar Abenk Rabu 8 Mei 2019.

Abenk menuturkan dalam kasus itu ia dinilai pelanggannya wan prestasi karena dianggap tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai permintaan.

Ceritanya, dari obrolan melalui aplikasi pesan Whatsapps atau WA dengan kustomer, Abenk diminta menyelesaikan pengerjaan empat mobil itu dalam waktu enam bulan. Padahal pria yang juga pendiri komunitas Holdendiningrat itu merasa saat menerima tawaran itu tak pernah menyepakati soal kapan pasti pengerjaan harus selesai.

Mengingat yang dikerjakan merupakan mobil tua yang kadang butuh waktu pengerjaan seperti mencari onderdilnya. Meski hanya lewat WA, Abenk tetap berusaha mengerjakan empat mobil itu. Sebelum tiba tiba diambil pemiliknya, ujar Abenk, pengerjaannya pada empat mobil itu sudah berjalan jauh.

Baca: Mobil Holden Monaro Banyak yang Palsu, Begini Cara Mengeceknya

"Satu mobil mesinnya sudah hidup dan cat sudah beres, satu mobil sudah jalan juga tinggal finishing, satu mobil tinggal merakit dan finishing, jadi rata-rata dalam dua bulan saya sudah kerjakan satu mobil, itu sudah hebat untuk mobil lama," ujarnya.

Peraih Best Hot Road dan Best Paint Versi JHD Jogja Kustomfest 2018 itu menuturkan ia sendiri sangat siap untuk menghadapi proses hukum karena yakin tak melakukan wan prestasi atau penipuan yang dituduhkan pelanggannya.

"Saya kan ngobrol hanya lewat WA soal (teknis) pengerjaan mobilnya, percakapan itu juga tak pernah saya hapus, maka saya serahkan ke polisi juga soal obrolan itu," ujarnya.

Selanjutnya: Kadang hanya untung Rp 1-2 juta meski pengerjaan ratusan juta....

Abenk menuturkan, selama proses pengerjaan, pelanggannya juga kerap memantau langsung di bengkelnya. "Kalau saya memang salah ya monggo diproses hukum, tapi alhamdullilah sampai sekarang saya masih bisa bekerja biasa," Abenk menambahkan.

Abenk menuturkan tak tahu motif pelaporan itu. Namun yang jelas saat kasus itu bergulir order di bengkelnya sedang ramai ramainya. Namun ia kemudian harus bolak balik ke kantor kepolisian Kota Yogyakarta untuk memenuhi panggilan polisi dalam kasus yang sudah gelar perkara tiga kali itu. Setelah itu tak ada kelanjutannya lagi.

"Saya lebih berhati-hati sejak ada kasus itu, karena kami bermain mobil tua yang resikonya ternyata besar," ujarnya.

Abenk kini tak pandang bulu lagi ketika menerima orderan, walaupun itu teman dekat atau bukan semuanya kontrak hitam di atas putih. Dengan biaya, bidang kerja, serta waktu pengerjaan yang juga sudah ditentukan.

Baca: Holden Manis Bos Omah Ijo Ini Dihargai Setara Mitsubishi Xpander

"Teman atau bukan semua saya lakukan hitam di atas putih, kalau tidak mau, saya tak mau kerjakan," ujarnya.

Abenk menuturkan membangun atau merestorasi mobil tua seolah memang putaran duitnya besar. Padahal setelah anggaran itu dipakai untuk menyelesaikan mobil jadi normal lagi, margin untung yang diperoleh jika dibagi bulanan dalam prosea pengerjaan, tak seperti dibayangkan orang.

Bisa jadi hanya perbulan untung yang diperoleh hanya Rp 1-2 juta padahal anggaran pengerjaan mobil bisa mencapai Rp 75-100 juta.

Saat seperti itu, Abenk menyadari jika hasil kerja dan pemikiran membangum mobil lawas kadang pula tak ada harganya sama sekali meski sudah habis habisan.

"Untuk mobil lawas itu karya yang berbicara, syukurlah garapan saya jarang kalah dalam berbagai kontes," ujarnya.

Baca: Omah Ijo Auto Work Yogya: Bengkel Mobil Holden Murah Meriah

Garapan custom Abenk di Omah Ijo memang langganan juara ketika ada kontes modifikasi digelar. Ia pun menunjukkan sebuah lemari penuh piala berbagai kontes yang pernah diikuti seperti yang digelar Jogja Kustomfest, Djarum Black Auto, sampai Hot Import Night.

Musisi hip hop Saykoji pun menggunakan bengkel Omah Ijo sebagai lokasi pembuatan klip lagu Primavera 2017 lalu. Mobil Holden One Tonner garapan Abenk juga nampang dalam klip itu.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi