Masuk Era Kendaraan Listrik, Bagaimana Bisnis After Sales?
Reporter: Khairul Imam Ghozali
Editor: Wawan Priyanto
Kamis, 26 September 2019 09:03 WIB
I-Miev
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Era kendaraan listrik mulai menjamah hampir seluruh dunia termasuk Indonesia. Meski ada transisi, diyakini bisnis purna jual atau after sales akan baik-baik saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang dijelaskan Head of After Sales Marketing & Development Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Ronald Reagan, transisi diyakini tidak akan mengancam bisnis after sales.

"Karena pada dasarnya mobil listrik yang membedakan hanya sumber atau asal tenaga penggerak mobilnya, tapi terkait dengan proses maintenance-nya, periodical service-nya itu masih sama dengan yang ada sekarang," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu 25 September 2019.

Ronald juga mengatakan kendaraan listrik juga pasti akan membutuhkan perawatan rutin. Jadi seharusnya bisnis after sales terus berjalan meski ada transisi dari kendaraan konvensional ke listrik. Selain itu, mobil listrik kategori Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dan Hybrid mesinnya tidak murni listrik karena digabungkan dengan Mesin konvensional.

"Tetap pasti ada perawatan berkalanya. Harusnya (bisnis aftersales) tetap hidup ya. Mobil listrik juga butuh maintenance, butuh sparepart," katanya.

"Dann untuk mobil listrik sendiri kan sebenarnya dibagi beberapa kriteria, ada yang full EV, ada yang PHEV, ada yang Hybrid. Untuk yang PHEV dan Hybrid kan ada motor konvensionalnya juga untuk maintenance. Butuh oli mesin dan filter oli juga," tambah Ronlad.

Sedangkan untuk mobil listrik murni dikatakan Ronald juga butuh perawatan. Misalnya untuk pengecekan kondisi baterai. Jadi artinya, lanjut ia, seharusnya bisnis after sales masih ada meski industri otomotif beralih ke kendaraan listrik.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi