Soal Maraknya Mobil Cina di Indonesia, Honda: Mobil Jepang Punya Nilai Lebih
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 4 Maret 2024 18:00 WIB
Logo Honda. (Honda)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy memberikan komentar terkait banyaknya merek mobil Cina masuk ke Pasar Indonesia. Menurutnya, mobil Jepang masih memiliki keunggulan dibanding mobil Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami memberikan nilai yang lebih, dari realibility (keandalan) sampai ke purna jual, termasuk servis dan nilai jual juga bagus," kata Billy seperti dilansir Gooto dikutip dari Antara hari ini, Senin, 4 Maret 2024.

Selain itu, Billy juga mengatakan bahwa harga mobil Jepang yang dipasarkan di Tanah Air dianggap sudah sepadan dengan nilai yang akan diterima konsumen, seperti kualitas produk, layanan purna jual, dan nilai jual kembali.

"Mobil Jepang tidak mahal. Konsumen tidak akan khawatir karena nilai yang kami berikan tinggi sekali untuk mereka," ujarnya.

Saat ini, pasar otomotif Indonesia memang tengah diramaikan dengan kehadiran sejumlah merek otomotif Cina. Sebut saja Neta, BYD, Maxus, Haval, Great Wall Motor, dan yang sudah lama berkiprah di Tanah Air, Wuling, DFSK, dan Chery.

Konsumen Indonesia Mulai Kepincut Mobil Cina

Studi berjudul "The Road to Southeast Asia: A Study of Consumer Perceptions and Market Opportunities for Chinese Automotive Brands" mengungkapkan alasan konsumen Indonesia terpincut mobil Cina. Studi ini dilakukan oleh konsultan komunikasi Asia Tenggara, Vero dan perusahaan manajemen pemasaran terpadu Tiongkok, WeBridge.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa 40 persen dari percakapan online terkait dengan merek-merek Cina di Indonesia berkisar pada harga produk dan layanan mereka yang kompetitif. Kemudian, 29 persen berfokus pada teknologi dan inovasi, secara khusus menyoroti elektronik dan kendaraan.

Konsumen di Indonesia juga sangat tertarik dengan fungsional dan desain dari produk Cina, serta ketersediaannya melalui saluran online dan offline. Terdapat juga minat konsumen di Indonesia terhadap kendaraan listrik, ini dibuktikan dengan volume pencarian untuk kata kunci yang berkaitan dengan penghematan energi, mobil listrik, dan efisiensi energi.

Vero dan WeBridge juga mengungkapkan bahwa 33 persen konsumen Indonesia membeli mobil sebagai pilihan gaya hidup. Kemudian 28 persen membeli mobil dengan faktor efisiensi berkendara, serta faktor mobilitas dan kenyamanan sebesar 15 persen.

"Merek-merek Cina dapat menggali lebih dalam untuk mengatasi masalah konsumen dalam adopsi kendaraan listrik, seperti infrastruktur pengisian daya dan sistem penukaran baterai yang nyaman," kata Vice President IMC Consulting Vero, Quang Do, dikutip dari Tempo.co.

Konsumen Indonesia juga merasa bahwa biaya kepemilikan mobil yang tinggi dan kurangnya infrastruktur menjadi penghalang untuk membeli mobil. Selain itu, 17 persen konsumen menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas menjadi kendala utama dalam kepemilikan utama.

DICKY KURNIAWAN | ANTARA | TEMPO.CO

Pilihan Editor: Komunitas Mobil AXIC Berharap Toyota Luncurkan Avanza Hybrid

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi