Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (keempat kanan) mengunjungi ruang pamer Wuling usai membuka pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 18 Juli 2024 Pameran yang berlangsung 18 - 28 Juli 2024 itu diikuti lebih dari 55 merek otomotif global yang terdiri 30 merek kendaraan penumpang, 5 kendaraan komersil dan 20 merek sepeda motor anggota GAIKINDO serta menghadirkan produk mobil baru dan konsep. TEMPO/Tony Hartawan
GOOTO.COM, Jakarta - Industri otomotif Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan besar, yakni one million trap atau jebakan satu juta unit penjualan mobil nasional. Situasi ini telah terjadi selama kurang lebih satu dekade.
Meski industri otomotif mengalami tantangan tersebut, tetapi disebutkan bahwa penjualan kendaraan masih tercatat cukup baik. Terlebih, saat ini sudah memasuki era elektrifikasi.
Kementerian Perindustrian menyampaikan bahwa sepanjang Januari hingga Oktober 2024, produksi kendaraan roda empat di Indonesia mencapai 996 ribu unit, dengan penjualan domestifk sebesar 710 ribu unit dan ekspor mencapai 390 ribu unit.
Ketua Tim Kerja Industri Alat Transportasi Darat Non Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Andi Oscar La Galigo mengatakan, meskipun rasio kepemilikan kendaraan masih rendah, pasar Indonesia terus berkembang pesat.
"Kondisi Indonesia itu di ASEAN memiliki market share sebesar 30 persen dimana penjualan itusebanyak satu juta unit dengan populasi ASEAN sebesar 666 juta orang dan Indonesia 280 jutaorang, kami melihat bahwa saat ini Indonesia dari sisi pasar itu sangat berpotensi besar sekali," ujarnya dalam Dalam Focus Group Discussion (FGD) pada 4 Desember 2024.
Sementara itu, Ekonom Senior sekaligus KomisarisBCA Cyrillus Harinowo menyampaikan bahwa industri otomotif masih mengalami pertumbuhan yang sangat cerah, meski mengalami stagnasi penjualan kendaraan satu juta unit.
"Indonesia itu dibandingkan dengan negara-negara G20, mengalami pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi dibandingkan India dan Singapura. Jadi, kalau kita lihat industri otomotif ini memiliki pertumbuhan yang masih very bright apalagi dengan adanya energi hijau, seperti keberadaan kendaraan listrik," tutur Cyrillus.
Kemudian, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Ekko Harjanto menyampaikan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan one million trap ini, seperti relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).
"Pemerintah memberikan relaksasi PPnBM untuk kendaraan tertentu, terutama yang ramah lingkungan seperti Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) dan Batery Electric Vehicle (BEV). Langkah ini diharapkan dapat menurunkan harga jual kendaraan sehingga lebih terjangkau bagikonsumen," katanya.
"Pemerintah juga saat ini telah memberikan berbagai insentif untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) agar mendorong penjualan kendaraan nasional, seperti PPnBM, Bea Masuk 0 persen untuk mobil impor dengan komitmen perakitan lokal, dan Tax Allowance," sambung Eko.
Di sisi lain, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara menyebutkan bahwa setiap produsen kendaraan perlu memperluas portofolio produk, mencakup kendaraan listrik, hybrid, dan biofuel, serta varian kendaraan yang lebih terjangkau.
"Tidak hanya itu, produsen juga didorong untuk memproduksi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pasar di luar Jawa, di mana pertumbuhan permintaan terus meningkat," jelas Kukuh.
Pilihan Editor: Pertamina Pastikan BBM Pertamax Tidak Merusak Mesin Kendaraan
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto