Mantan Bos Tanggapi Rencana Merger Nissan dengan Honda
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 23 Desember 2024 09:00 WIB
Carlos Ghosn bersama istrinya Carole menghadiri Festival Film Cannes ke-70, di Cannes, Prancis, 26 Mei 2017. REUTERS/Jean-Paul Pelissier
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Mantan bos Nissan Carlos Ghosn menanggapi soal rencana merger antara Nissan dengan Honda. Menurut Ghosn, rencana tersebut merupakan masalah besar bagi Nissan dan tampaknya Honda tidak begitu bersemangat untuk ikut campur masalah ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini langkah yang nekat. Ini bukan kesepakatan yang pragmatis karena sejujurnya, sinergi antara kedua perusahaan sulit ditemukan," kata Ghosn, dikutip dari laman Carscoops pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024.

Ghosn menilai tidak ada hubungan yang saling melengkapi antara kedua Honda dan Nissan. Sebab, keduanya berada di pasar yang sama dan memiliki produk yang sama.

"Jadi dari satu sisi, Nissan merupakan langkah nekat untuk mencoba menemukan masa depan. Dan di sisi lain, Honda, jika saya pahami dengan baik, mereka tidak terlalu bersemangat dengan langkah ini, Anda harus memperhitungkan METI (Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang)," ucapnya menambahkan.

Ghosn yakin bahwa METI menekan Honda untuk melakukan kesepakatan merger tersebut, karena pada akhirnya hal itu akan membuat salah satu merek terbesar Jepang tetap hidup. Sebab, menurut dia, selama dia tinggal di Jepang selama bertahun-tahun, dia memahami terkait begitu pengaruhnya METI.

"Menurut saya, tidak ada logika industri di dalamnya, tetapi ada saatnya Anda harus memilih antara performa dan kontrol. Jelas, jika Anda bisa mendapatkan keduanya, itu lebih baik," ujar Ghosn.

"Namun, ada saatnya Anda harus memilih, dan tanpa diragukan lagi, dengan METI dan semua yang saya ketahui darinya, mereka lebih memilih kontrol daripada performa. Jadi, mereka mendorong Honda untuk melakukan kesepakatan itu, tanpa diragukan lagi," kata dia melanjutkan.

Lebih lanjut, Ghosn mengatakan kedua merek ini akan menghadapi beberapa pekerjaan besar jika mereka bergabung. Sebab, Honda sangat ahli dalam bidang teknik, sementara Nissan sangat bangga dengan tekniknya sendiri.

"Jadi, pertarungan di sini adalah mencoba memutuskan teknologi apa yang akan diadopsi oleh perusahaan baru. Saya dapat memberitahu Anda bahwa itu akan sangat sulit," ujar dia.

Diberitakan Gooto sebelumnya, kabar merger Honda dan Nissan ini menjadi tanda jelas tentang bagaimana industri otomotif Jepang yang tampaknya tak terkalahkan, sedang dibentuk kembali akibat saingan dari Tesla dan pabrikan-pabrikan Cina.

Gabungan Honda dan Nissan akan menciptakan perusahaan senilai 54 miliar dolar dengan produksi tahunan sebesar 7,4 juta kendaraan. Gabungan keduanya akan menjadikannya sebagai grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan Volkswagen.

Pilihan Editor: Yamaha Aerox Alpha Turbo Dirilis, Simak Daftar Harganya

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi