
Mobil Tesla, di California, Amerika Serikat. Shutterstock/Iv-Olga
GOOTO.COM, Jakarta - Tesla kembali terjerat persoalan produk, hingga membuat perusahaan tersebut terkena ribuan gugatan di Australia.
Lebih dari 10.000 konsumen dikabarkan tengah mengeluhkan sejumlah permasalahan, mulai dari pengereman, phantom braking, hingga strategi pemasaran yang dianggap overclaim mengenai jarak tempuh dan teknologi autopilot.
Beberapa pelanggan bahkan mengaku tidak nyaman dengan respons kendaraan yang kerap melambat secara tiba-tiba, terutama saat melaju di jalan tol.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh salah satu nama dari firma hukum JDA Saddler, Rebecca Jancauskas yang juga menjelaskan bahwa pihaknya menerima banyak keluhan mengenai kinerja produk Tesla, terutama mengenai pengereman mendadak saat mobil melaju kencang di kecepatan 100-110 km/jam.
“Para pengemudi melaporkan merasa benar-benar ketakutan ketika kendaraan mereka tiba-tiba mengerem, dan dalam beberapa kasus hal ini menyebabkan tabrakan,” jelasnya dilansir dari Carscoops.
“Kami telah menerima banyak laporan dari mereka yang mendaftar dalam gugatan ini, mengatakan bahwa mereka sepenuhnya mengemudikan mobilnya secara manual, tetap waspada, namun masalah itu tetap terjadi,” sambung Rebecca.
Selain itu, mereka juga memprotes klaim Tesla terkait jarak tempuh mobil listrik yang diiklankan. Disebutkan bahwa kendaraan ini bukan saja tidak mampu mencapai klaim itu, namun juga bahkan tidak dapat mendekati jarak maksimum yang sebelumnya ditawarkan.
Menurutnya, Tesla sudah mengetahui permasalahan tersebut sejak lama, namun alih-alih memperbaiki, perusahaan justru tidak mengambil langkah apapun untuk memuaskan pelanggan.
Klaim Autopilot juga menjadi salah satu sorotan utama dalam gugatan kali ini, di mana Tesla dianggap menjanjikan kemampuan pengendalian secara otonom pada produknya. Sayangnya, para pemilik justru berasumsi bahwa perangkat yang digunakan pada kendaraan Tesla belum mendukung fitur tersebut.
Meskipun jumlah penggugat sudah mencapai lebih dari 10.000 orang, Departemen Infrastruktur Australia menyatakan bahwa pihaknya hingga kini hanya menerima enam laporan resmi terkait phantom braking. Perbedaan data ini memunculkan tanda tanya besar mengenai sistem pelaporan dan transparansi.
Meski bagaimanapun, hal tersebut tidak dapat menghilangkan kekhawatiran luas yang dikeluhkan oleh para pengguna produk Tesla di dunia.
Di sisi lain, gugatan ini juga semakin menambah daftar panjang masalah hukum dan reputasi Tesla di mata pasar global, di tengah tekanan penjualan yang terus menurun serta kritik publik terhadap kualitas dan keselamatan produknya.
RIFQI DHEVA ZA’IM | ERWAN HARTAWAN
Pilihan Editor: Tank Hybrid Garapan Anak Bangsa Tampil di Indo Defence 2025