
Mazda CX9 (Raju Febrian/TEMPO)
TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Mazda Motor Indonesia (MMI) menegaskan bahwa Mazda CX-9 di Indonesia tidak terpengaruh dengan recall (penarikan kembali untuk perbaikan) yang dilakukan di Amerika Serikat sehubungan dengan masalah sistem penghangat kursi (seat warmer).
"Tidak ada CX-9 di Indonesia yang terpengaruh langsung masalah ini," kata Astrid Ariani Wijana, Brand Communication PT MMI ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (3/2).
Astrid mengatakan masalah pada sistem penghangat kursi tersebut hanya akan terjadi jika suhu di luar kendaraan berada di bawah -7 derajat celcius.
"Jadi kemungkinannya hanya akan terjadi pada negara-negara dengan four season (empat musim)," katanya menjelaskan.
"Sementara di Indonesia, hanya ada dua musim dan rasanya tidak ada kota yang suhunya sampai dibawah -7 derajat," tambah Astrid.
Meski demikian, Astrid mengatakan pihaknya akan tetap melakukan pemasangan piranti ground harness yang berfungsi untuk mengontrol sistem penghangat di mobil yang di Indonesia dibanderol Rp 808 juta (on the road) tersebut.
Astrid mengakui memang ada 85 unit CX-9 yang masuk dalam daftar model yang ditarik. Mazda menyebutkan produk yang ditarik di pasar Amerika adalah hasil produksi pabrikan di Hiroshima, Jepang, mulai 31 Juli 2009 hingga 14 Januari 2010.
"Produksi setelah tanggal itu tidak ada yang bermasalah," kata Astrid.
Sebelumnya, disebutkan sebanyak 12.300 unit Sport Ulitily Vehicle (SUV) andalan Mazda itu ditarik dari pasar Negeri Paman Sam lantaran sistem penghangat penumpang yang diletakkan pada bagian jok berpotensi mengalami pemanasan yang tinggi (overheat).
Walhasil, ketidakberesan piranti itu dinilai berpotensi menimbulkan kebakaran. Inilah yang membuat Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat (National Highway Traffic Safety Administration/NHTSA) meminta penarikan.RAJU FEBRIAN