Suzuki SX4 Mobil Kompak Paling Minim Masalah  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 28 Maret 2011 13:33 WIB
Suzuki SX4 (Raju Febrian/TEMPO)
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Mobil crossover Suzuki, yaitu Suzuki SX4 menempati urutan teratas sebagai mobil yang paling sedikit bermasalah dalam survei Initial Quality Study 2010 yang digelar lembaga penelitian JD Power Asia Pasifik. Mobil ini mengungguli hatchback besutan Honda, Honda Jazz.

Siaran pers PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS), Senin (28/3), menyebut penghargaan dari lembaga yang berkantor pusat di Amerika Serikat tersebut diberikan Ahad (28/3). Suzuki SX4 mencatatkan skor 72, dari rata-rata skor di segmen mobil kompak premium yang sebesar 85.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penilaian itu diberikan responden dengan skala 0 – 100. Mereka menilai 200 gejala permasalahan yang ada di mobil segmen itu.

“Permasalahan meliputi eksterior kendaraan, pengalaman berkendara, fitur, kontrol dan tampilan, audio, sistem hiburan dan sistem navigasi, tempat duduk, ventilasi dan pendingin (HVAC), interior kendaraan, dan mesin/transmisi,” papar pernyataan JD Power.

Satu hal yang patut digarisbawahi, lanjut pernyataan itu, semakin kecil skor berarti semakin bagus kualitas mobil yang bersangkutan. Pasalnya, mobil itu minim permasalahan.

Pada survei IQS 2010, khususnya di segmen mobil kompak premium Suzuki SX4 mencatatkan skor 72 dari permasalahan yang ada di setiap 100 mobil (PP 100). Pada urutan kedua, Honda Jazz dengan skor 78, dan di urutan ketiga Suzuki Swift dengan skor 83.

“Survei ini cukup bergengsi karena menjadi salah satu acuan sekaligus referensi bagi industri otomotif di seluruh dunia,” ungkap Akira Utsumi, Presiden Direktur PT SIS.

Hasil survei itu, lanjut Utsumi, juga sekaligus membuktikan bahwa proses perbaikan dan pengembangan kualitas produk yang dilakukan oleh Suzuki. Dia menyebut, sejak 2006 lalu Suzuki telah menerapkan sistem pemantau kualitas kendaraan yang disebut Quality Gate System (QGS).

QGS ini berfungsi untuk memberikan informasi langsung bila terjadi masalah pada kendaraan dalam proses produksi mulai dari hulu hingga hilir. “Walhasil, proses investigasi penyebab permasalahan dan perbaikannya bisa dilakukan dengan cepat.” 

Setelah mengalami beberapa penyempurnaan, sistem QGS berhasil dikomputerisasi penuh dan diimplementasikan secara operasional harian mulai 2008.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi