Dituduh Menipu, VW Digugat Pelanggan Terbesarnya di Jerman
Reporter: Tempo.co
Editor: Sugiharto
Senin, 6 Februari 2017 20:00 WIB
Sejumlah mobil hasil produksi Volkswagen AG tersusun rapih di sebuah menara Autostadt di pabrik Volkswagen, di Wolfsburg, Jerman, 28 April 2016. Menara kembar ini menjadi daya tarik sendiri bagi pembeli yang ingin membawa pulang salah satu mbil VW dengan berkeliling di dalam Autostadt menggunakan sebuah lift panorama kaca ber AC. (Sean Gallup/Getty Images)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Hamburg - Salah satu pelanggan terbesar Volkswagen, yakni perusahaan distribusi perikanan Deutsche See menggugat pabrikan mobil asal Jerman itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deutsche See merasa ditipu karena armada yang disewa tidak memenuhi standardisasi ramah lingkungan menyusul terungkapnya skandal emisi VW di Amerika Serikat pada 2015.

Deutsche See yang berbasis di Bremerhaven menyewa sekitar 500 kendaraan dari Volkswagen. Seperti dikutip dari Reuters, hari ini, 6 Februari 2017, Deutsche See menggugat VW hingga US$ 12,8 juta.

"Deutsche See bekerja sama dengan VW karena VW berjanji memberikan konsep mobilitas yang paling ramah lingkungan dan berkelanjutan," demikian pernyataan dari Deutsche See.

SimakPrototipe Mobil Pedesaan Ditargetkan Rampung Agustus 2017

Manajemen Deutsche See mengatakan telah mengajukan keluhan untuk penipuan berbahaya itu di Pengadilan Regional Braunschweig, dekat markas VW di Wolfsburg.

Volkswagen telah menghadapi banyak tuntutan hukum dari individu pemilik kendaraan, regulator, pemerintah negara bagian, dan dealer di Amerika. 

BacaPenjualan Global Ferrari Tembus 8.014 Unit Deutsche See merupakan pelanggan besar pertama yang menuntut produsen mobil terbesar di Eropa tersebut atas skandal kecurangan mesin diesel. Sekaligus kasus pertama yang dibawa oleh pelanggan korporasi di pasar dalam negeri.

Sebelumnya, dampak hukum dari kasus skandal VW menelan biaya perusahaan lebih dari 20 miliar euro atau setara US$ 21,6 miliar. Mantan Kepala Eksekutif VW pun sedang diselidiki oleh Jaksa Jerman atas dugaan penipuan dan manipulasi pasar.

BISNIS.COM

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi