Pertimbangkan Produk Sedan, Mazda Menunggu Kepastian Pajak
Reporter: Naufal Shafly
Editor: Eko Ari Wibowo
Jumat, 23 Februari 2018 18:27 WIB
PT Eurokars Motor Indonesia meluncurkan Mazda 3 di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018. TEMPO/Naufal Shafly
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Distributor Mazda di Indonesia, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), menyatakan masih menunggu kepastian pemerintah terkait dengan rencana penurunan pajak sedan. EMI rencananya mempertimbangkan untuk memasukkan produk sedan ke Indonesia jika kepastian mengenai pajak sudah jelas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kita akan lihat kebijakan pemerintah terhadap pajak sedan. Kalau ada perubahan, tentu akan kita pertimbangkan untuk masukin (penjualan) sedan lebih banyak lagi,” ujar Presiden Direktur EMI Roy Arman Arfandy di sela-sela peluncuran Mazda3 Speed dan Mazda XC-5 Touring pada Selasa, 21 Februari 2018.

Baca: Penjualan Mazda Naik 67 Persen, Mobil Ini Jadi Andalan

Menurutnya, pasar sedan di Indonesia saat ini masih sangat kecil. Hal tersebut, kata dia, disebabkan pajak yang masih sangat tinggi sehingga mobil jenis tersebut menjadi mahal.

“Kalau sekarang, yang saya lihat sedan itu kan kebanyakan dipakai untuk mobil dinas. Kalau harganya udah bagus, desainnya juga bagus, pasti animo (masyarakat) akan pindah. Sebab, biar bagaimana pun, sedan paling nyaman dikendarai,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah berencana merevisi pajak sedan. Hal ini terkait dengan sedan yang terkena pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Akibat pajak mewah tersebut, pasar sedan menjadi tidak sehat.

Baca: Revisi Pajak Sedan: Mitsubishi Tunggu Arahan Prinsipal Jepang

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pabrik ke dealer sedan hanya berkontribusi kurang dari 1 persen dari total penjualan nasional sepanjang 2017. Selain kontribusi yang kecil terhadap pasar domestik, pasokan ke dealer sedan tahun lalu juga anjlok. Dibandingkan dengan 2016, penjualan ke dealer sedan turun 52,71 persen pada 2017.

Sedan dengan kubikasi mesin kurang dari atau sama dengan 1.500 cc turun paling banyak mencapai 52,71 persen. Diikuti sedang dengan kubikasi mesin lebih dari 3.001 cc yang menyusut 42,41 persen dan 1.501 cc-3.000 cc turun 15,32 persen.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi