TEMPO Interaktif, London: 
Meski baru dua musim berlaga di F1, Hamilton sudah menunjukkan bahwa ia mampu bersaing dengan pembalap-pembalap yang lebih senior. Jika berhasil menjuarai F1 musim ini, pembalap asal Inggris tersebut menjadi pembalap termuda dalam sejarah F1.
Hamilton telah meraih delapan kemenangan meski baru tampil di 31 balapan. Ia bisa saja mengantongi kemenangan kesembilan jika saja kemenangannya di Grand Prix Belgia tidak dianulir.
Kendati banding terkait gelar di Grand Prix Belgia ditolak, Hamilton tetap menggeber ambisinya di Grand Prix Singapura. "Jika saya menjadi nomor satu, itu membuktikan bahwa saya adalah yang terbaik. Saya tidak pernah mengatakan, 'Hei, saya yang terbaik'. Saya tidak pernah melakukan itu karena saya takut itu akan jadi bumerang," tutur Hamilton.
"Saya merasa sangat senang ketika datang ke sini. Saya merasa senang musim ini dan saya merasa sebagai salah satu pembalap teratas di sini. Saya rasa itu bukan rahasia lagi. Tetapi setiap pembalap harus yakin bahwa mereka adalah yang terbaik," ujar Hamilton.
Hamilton mengaku ia memiliki bakat membalap sejak kecil. Menurut Hamilton, setiap pengalaman yang ia dapat sejak berusia delapan tahun, ia ambil hikmahnya. "Sejak kecil, saya belajar mengambil hikmah setelah mengalami kejadian buruk. Setelah itu saya terus berkembang," lanjut Hamilton.
Hamilton menganggap dirinya cepat belajar ketimbang orang yang berada di sekitarnya. Selain itu, keluarga juga sangat mendukungnya.
Hamilton saat ini bertengger di posisi puncak klasemen sementara pembalap F1. Namun, ia hanya terpaut satu poin dari peringkat kedua, Felipe Massa, dari Ferrari.
Sementara, Massa sendiri mengaku tengah memfokuskan pada balapan di Singapura. Ia berharap bisa membuka peluang menjadi juara F1 musim ini dengan memenangkan Grand Prix Singapura.
The Sun| Kodrat Setiawan
