2019-2020, Esemka Bima Terjual 300an Unit
Reporter: Tempo.co
Editor: Wawan Priyanto
Jumat, 5 Februari 2021 10:43 WIB
Sebanyak 10 unit mobil Esemka Bima, di Kantor Kementerian Pertahanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Oktober 2019. Tempo/Egi Adyatama
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, JakartaPT Solo Manufaktur Kreasi, produsen mobil Esemka, mulai memasarkan pikap Bima pada 6 September 2019. Pikap itu dijual dengan harga Rp 125 juta dan ditawarkan dalam dua varian yakni Bima 1.2 dan Bima 1.3. Hingga saat ini, total penjualan pikap yang ditawarkan dalam dua varian itu baru sekitar 300 an unit. “Total penjualan sejak diluncurkan hingga akhir tahun 2020,” kata Pejabat Hubungan Masyarakat Esemka, Sabar Boedhi, kepada Tempo, Kamis, 4 Februari 2021. Menurut Sabar, tahun 2020 penuh dengan tantangan karena pandemi virus corona baru (Covid-19). “Pandemi ini sangat berpengaruh pada produksi dan penjualan,” ujar dia. Baca juga: Esemka Lirik Pasar Minibus dan Blind VanSabar menjelaskan bahwa saat ini perusahaan fokus pada pemasaran kendaraan niaga ringan pikap Esemka Bima. Menurut Sabar, saat ini Esemka sudah memiliki tiga showroom yang beroperasi, masing-masing di Boyolali (di lokasi pabrik perakitan), Jakarta, dan Lampung. Penjualan Esemka saat ini dilakukan oleh PT Unisat Oto Internasional dan PT Adiperkasa Citra Esemka. Pikap Esemka Bima 1.2 mulai dikirim ke Lampung. Truk ini dikirim dari pabrik perakitan Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, 15 Agustus 2020. (Foto Esemka)Direktur Utama PT Unisat Oto Internasional, agen atau main dealer Esemka, Hady Hartanto, menyampaikan bahwa selama pandemi kegiatan penjualan maupun ekspansi outlet ikut terdampak. “Pandemi ini kami slow down. Sudah banyak permintaan tapi masih pending,” kata dia saat dihubungi Tempo. Ia berharap pandemi segera berakhir dan situasi berjalan normal kembali. Penetarsi pasar Esemka Bima juga dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jaringan. Di antaranya adalah melalui jaringan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Esemka Bima 1.2 dan 1.3 dipajang di showroom mobil Esemka yang berlokasi di area pabrik perakitan di Boyolali, Jawa Tengah. Foto Esemka untuk TempoKetua Umum Dewan Usaha Kecil Menengah (UKM) Irwan Wijaya menyampaikan bahwa anggotanya berminat untuk membeli Esemka Bima, terutama yang sudah dikaroseri menjadi Mobil Usaha Rakyat (MUR).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Segmen ini banyak tumbuh hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Model usahanya juga beragam, mulai dari pertanian, usaha kuliner, toko berjalan, dan sebagainya. “Sejauh ini sudah ada sekitar 206 yang tercatat dari berbagai sektor usaha, ada kulier (makanan, minuman), sembako, buah, dan sebagainya,” kata Irwan kepada Tempo, Rabu, 3 Februari 2021.Sejumlah karyawan PT Solo Manufaktur Kreasi sedang merakit transmisi untuk kendaraan pikap Esemka Bima di pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali, 6 September 2019. TEMPO/Wawan PriyantoIa menyebut ada lebih dari 2.000 konsumen di sektor UKM yang berpeluang menjadi konsumen Esemka Bima. Direktur Utama BUMDes, Eddy Limantoro, menyampaikan bahwa saat ini jaringan BUMDes yang paling banyak menyerap Esemka Bima ada di daerah Lampung. “Sekitar 100 unit ada di sana,” kata Eddy saat dihubungi Tempo.Menurut Eddy, penjualan Esemka Bima masih memiliki sejumlah kendala seperti belum banyaknya infrastruktur penunjang (bengkel servis dan sebagainya). “Kekurangan ini masih terus diperbaiki Esemka di sela-sela pandemi virus corona baru (Covid-19),” ujar dia.

Esemka Bima terjun di segmen pikap ringan yang dihuni sejumlah pemain seperti Suzuki Carry, Daihatsu Gran Max, dan Mitsubishi Colt L300. 

Video perakitan mobil Esemka Bima di Boyolali:

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi