
BYD Auto F3DM
TEMPO Interaktif, Jakarta: Dunia menanti 2010 untuk mobil hibrida yang tenaganya juga bisa dari colokan listrik rumah yakni Toyota Prius Plug-In dan Chevrolet Volt. Tapi tiba-tiba saja di pasar sudah muncul mobil hibrida plug-in ini: bukan dari Amerika, Jepang, atau Eropa tapi buatan Cina.
BYD Auto, perusahaan yang baru mulai membuat mobil lima tahun silam, pekan ini menjadi pabrik yang pertama memasarkan hibrida plug-in ke dunia dengan nama F3DM.
"Pengembangan mobil listrik menjadi cara terbaik bagi industri kendaraan Cina untuk melewati negara-negara maju," kata Wang Changfu, pendiri dan pemilik BYD, saat peluncurkan mobil ini di kota Shenzhen, Cina.
Hibrida colok ini berbeda sedikit dengan teknologi hibrida "konvensional" seperti Toyota Prius. Prius--dan semua mobil hibrida yang beredar sekarang--pada dasarnya bergerak dari mesin bensin atau solar. Mereka menjadi "mobil listrik"--dengan mesin bensin atau solar mati--jika baterai sudah terisi dari energi yang terbuang saat mengerem.
Pada perkembangan berikutnya, batere di Toyota Prius bisa dicas dari listrik yang terpasang di rumah sehingga untuk jarak beberapa puluh kilometer, mungkin saja mesin bensin atau solar tidak aktif. Cukup menggunakan baterai, persis mobil listrik. Baru jika baterai habis, mesin bensin atau solar bekerja kembali.
Prius tipe baru ini, disebut Prius Plug-in, baru akan dipasarkan pada 2010. Pada tahun 2010 itu juga, General Motors juga memasarkan mobil dengan teknologi serupa, hibrida colok dengan nama Chevrolet Volt.
Tapi tiba-tiba saja perusahaan otomotif "kemarin sore" dari Cina, BYD Auto, mengumumkan memasarkan hibrida-colok ini. BYD mengklaim bahwa baterai itu bisa membawa mobil bergerak sejauh sekitar 90 kilometer. Jika jarak lebih dari 90 kilometer, baru mesin bensin 1.000 cc yang dipasang, bekerja.
Yang juga menakjubkan adalah keberanian BYD Auto memasang batere lithium-ion untuk mobil F3DM ini, bukan nickel-metal hydride (Ni-MH) seperti yang dipakai Toyota Prius.
Baterai yang biasa dikenal untuk ponsel ini memang bisa dicas dengan cepat, cukup tujuh jam menurut BYD, agar bisa penuh kembali. Jika sekedar penuh 50 persen, bisa dicas hanya dalam 10 menit. Lithium-ion juga bisa menyimpan energi lebih banyak.
Tapi baterai ini, yang juga dipakai di Chevrolet Volt, umurnya lebih pendek. Bisa jadi BYD memutuskan menggunakan batera lithium-ion karena perusahaan ini--saat berdiri pada 1995--memang awalnya sebagai pabrik baterai ponsel.
BYD mulai membuat mobil saat mengambil alih sebuah pabrik mobil milik pemerintah yang bangkrut di Xian, Shaanxi, Cina. Selain memproduksi sejumlah model mobil konvensional, BYD juga menggunakan keahlian teknologi batere untuk memproduksi mobil listrik dan hibrida. NYT/NURKHOIRI