Terdampak Krisis Chip, Nissan: Lebih Sulit Memproduksi daripada Menjual Mobil
Reporter: Gooto.com
Editor: Rafif Rahedian
Kamis, 9 Desember 2021 10:00 WIB
Logo Nissan. REUTERS/Aly Song
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Sejumlah produsen otomotif, termasuk Nissan, tengah diterpa masalah krisis chip semikonduktor. Kondisi ini bahkan membuat perusahaan harus memikirkan bagaimana cara memproduksi mobil ketimbang menjualnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal itu dibenarkan langsung oleh Chief Operating Officer (COO) Nissan Motor Corporation, Ashwani Gupta. Kendati saat ini produksi semikonduktor sudah membaik, namun dirinya menjelaskan bahwa situasi ini akan tetap sulit bagi pembuat mobil.

 "Hari demi hari membaik, tetapi saya yakin itu akan berlanjut untuk sementara waktu. Bagi kami hari ini, tantangan yang kami miliki adalah bagaimana kami memproduksi mobil tersebut, bukan bagaimana kami menjualnya,” kata Gupta, dikutip dari Hindustan Times.

Nissan sejauh ini terkenda dampak krisis chip semikonduktor, sehingga harus memangkas produksi mobilnya. Target produksinya pada tahun ini diketahui mengalami penurunan dari yang awalnya 4,4 juta unit menjadi 3,8 juta mobil.

Kendati tertimpa masalah krisis chip semikonduktor, Gupta menjelaskan bahwa Nissan berada di jalur yang baik. Menurut laporan Bloomberg, hal itu terjadi ketika Nissan memiliki rencana hebat untuk mengembangkan era elektrifikasi.

Hal itu terbukti ketika perusahaan mencoba untuk berkomitmen dengan menghabiskan 2 triliun yen selama lima tahun ke depan. Dalam jumlah uang yang besar itu, Nissan dikabarkan berencana untuk memproduksi 23 mobil listrik baru pada 2030.

"Yang sangat penting adalah rencana elektrifikasi kami membumi, realistis dan masuk akal," tutup Gupta.

Baca: Kucurkan Dana Rp 253 Triliun, Nissan Siap Beralih ke Era Mobil Listrik

HINDUSTAN TIMES

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi