Kuota Pertalite di Jayawijaya Dikurangi Hingga 60 Kiloliter
Reporter: Antara
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 4 Juli 2022 12:15 WIB
Pengendara sepeda motor menunjukan tangkapan layar subsidi tepat di aplikasi MyPertamina saat antre BBM Pertalite di SPBU Pertamina Jalan RE Martadinata, Bandung, Rabu, 29 Juni 2022. Uji coba pembelian BBM Pertalite dan Solar melalui aplikasi My Pertamina mulai 1 Juli 2022 di 11 kota dan kabupaten. TEMPO/Prima Mulia
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta -  Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dikabarkan bakal dikurangi kuotanya di Kabupaten Jayawjiaya, Papua. Nantinya pengiriman Pertalite ke dua Agen Penyalur Premium dan Minyak Solar (APMS) di wilayah tersebut bakal dikurangi sebanyak 50-60 kiloliter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Informasi tersebut dibenarkan langsung oleh Penanggung jawab APMS Anwarudin dan Lasminingsih, Yono. Dirinya menjelaskan bahwa pengurangan ini mengakibatkan masyarakat Jayawijaya menduga ada pembatasan dari APKM dalam pembelian Pertalite.

"Sebenarnya kami tidak pernah melakukan pembatasan. Hanya saja pendistribusian harus dilakukan seimbang," kata dia seperti dikutip Gooto.com dari situs berita Antara hari ini, Senin, 4 Juli 2022.

Lebih lanjut dirinya menyebut kuota Pertalite di APMS Anwarudin sebelumnya adalah 325 kiloliter. Dengan adanya pengurangan, maka wilayah tersebut hanya menerima BBM bersubsidi sebanyak 272 kiloliter. "Sedangkan untuk solar, kuota tetap 90 Kl," katanya.

Sedangkan untuk APMS Lasminingsih, kuota Pertalite sebelumnya mencapai 360 kiloliter. Kini dengan pengurangan sebesar 60 kilolter, maka kuotanya menjadi 300 kiloliter. “Solar alokasinya tetap 120 kl,” ujar dia.

Yono melaporkan bahwa di balik pengurangan kuota BBM bersubsidi jenis Pertalite, PT Pertamina justru menambah jumlah Pertamax dan Dextalite. Khusus untuk Pertamax, tambahannya mencapai 65 kiloliter.

"Di APMS Anwarudin, untuk Pertamax ada tambahan 65 kl dan Dextalite 110 kl. Kalau di Lasminingsih, produk Pertamax ada tambahan 50 kl dan Dextalite 100 kl. Ini harus didistribusikan semua sehingga memang harus seimbang," ucap dia menjelaskan.

Ia menjelaskan bahwa saat ini warga Jayawijaya lebih banyak menggunakan BBM bersubsidi jenis Pertalite. Hal itu dikarenakan harganya yang terpaut cukup jauh. "Contoh Pertalite ke Pertamax, itu punya selisih harga Rp 5.100, sedangkan soLAR KE DEXTALITE selisih harganya Rp 8.100 per liter," tutup dia.

BacaHasil Formula 1 Inggris: Diwarnai Kecelakaan Fatal, Carlos Sainz Juara

ANTARA

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi