NHTSA Kembali Selidiki Kecelakaan yang Diduga Melibatkan Sistem Autopilot Tesla
Reporter: Antara
Editor: Wawan Priyanto
Jumat, 23 Desember 2022 10:47 WIB
Logo Tesla. REUTERS
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Kecelakaan yang diduga melibatkan sistem bantuan mengemudi Tesla, Autopilot, kembali mendapatkan sorotan. Ini adalah rangkaian dari sejumlah kecelakaan yang sebelumnya diselidiki dan diduga melibatkan sistem Autopilot. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kali ini, Badan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) memulai penyelidikan terhadap dua lagi kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla, di mana sistem bantuan pengemudi canggih dianggap sebagai faktor dalam kecelakaan itu.

Beberapa media dunia melaporkan hari ini, bahwa Kecelakaan baru-baru ini yang ditambahkan ke daftar NHTSA melibatkan Model 3 2020, sedan entry-level Tesla.

Tesla menawarkan paket bantuan pengemudi standar yang disebut Autopilot di semua mobil barunya saat ini. Perusahaan juga menjual fitur tambahan dalam paket yang dipasarkan sebagai Enhanced Autopilot atau Full Self-Driving (FSD) di AS, dengan biaya US$ 15.000 atau US$ 199 per bulan.

Perusahaan milik Elon Musk itu mengizinkan beberapa pemilik untuk mengakses fitur yang belum sepenuhnya di-debug di bawah program FSD Beta, dan untuk menguji fitur ini di jalan umum.

Sejauh ini belum ada mobil Tesla yang benar-benar otonom, dan tidak ada pembuat kendaraan yang menjual mobil tanpa pengemudi hari ini di AS.

CEO Tesla Elon Musk mengatakan kepada pemegang saham bahwa kendaraan Tesla yang mengemudi sendiri akan mampu melakukan demo drive lintas negara tanpa campur tangan manusia pada akhir 2017, tetapi perusahaan tidak pernah menyelesaikan demonstrasi itu.

Kecelakaan baru yang ditambahkan ke daftar investigasi NHTSA bulan ini termasuk tabrakan Hari Thanksgiving yang melibatkan delapan mobil setelah seorang pengemudi Tesla Model S 2021 bergerak tidak menentu melalui jalur lalu lintas di San Francisco Bay Bridge.

Pengemudi Model S, yang merupakan sedan premium Tesla, mengklaim bahwa mereka menggunakan fitur Full Self Driving, menurut catatan yang dirilis oleh California Highway Patrol, seperti yang dilaporkan CNN pertama kali.

Menurut data yang diperoleh dari NHTSA oleh CNBC, agensi sedang menyelidiki setidaknya 41 kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla di mana fitur otomatis seperti pengereman darurat otomatis, atau fitur sistem bantuan pengemudi yang lebih luas termasuk dalam Autopilot, FSD dan FSD Beta terlibat.

Catatan menunjukkan bahwa 14 dari penyelidikan sebelumnya menyangkut kecelakaan yang mengakibatkan kematian.

Tesla juga menghadapi tuntutan hukum konsumen serta pengawasan federal dan negara bagian atas klaim keselamatan dan praktik pemasarannya. California DMV menuduh Tesla terlibat dalam iklan palsu seputar sistem bantuan pengemudinya.

Dalam tanggapan baru-baru ini terhadap gugatan konsumen yang diajukan di California, Tesla mengatakan bahwa "kegagalan" untuk mewujudkan "tujuan aspirasional jangka panjang" tidak sama dengan penipuan.

Baca juga: Tesla Recall 430 Ribu Mobil di Cina karena Masalah Software

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto. 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi