Bahaya, Pelumas Palsu Pakai Base Oil Dikemas sebagai Pelumas Asli
Reporter: Gooto.com
Editor: Kusnadi Chahyono
Sabtu, 26 Agustus 2023 09:07 WIB
Konferensi pers pengungkapan kasus pemalsuan oli di Lobby Bareskrim Mabes Polri, Kamis 8 Juni 2023. TEMPO/Ade Ridwan Yandwiputra
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, JakartaPelumas palsu saat ini belum diketahui seberapa banyak berdampak pada penjualan produsen asli. Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) mengklaim mampu memasok 75-85 persen kebutuhan pelumas di Tanah Air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aspelindo sejauh ini terus melakukan langkah awal perlindungan kepada konsumen terhadap bahaya yang berdampak pada mesin serta akan menanggung biaya lebih tinggi. Saat pembelian pelumas bila dihitung selama satu tahun bisa menghemat 2-5 juta rupiah. Namun usia mesin menjadi lebih pendek yang mengakibatkan turun mesin bahkan bisa overhaul untuk mengganti seluruh komponen bagian dalam mesin yang bisa mencapai puluhan juta rupiah.

“Kami sudah melakukan perlindungan bersama stakeholder kami untuk memastikan kepada konsumen mendapat pelumas yang asli, berupa penambahan fitur teknologi agar sulit dipalsukan. Tapi pada kenyataannya, fitur tersebut muncul juga di lapangan (pelumas palsu),” ujar Yomie Harlin selaku Wakil Ketua Umum Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo).

Dari Bareskrim Polri yakni Kasubdit 1 Kombes PI Indra Lutrianto Amstono, S.H, M.Si., mengakui turut memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelumas palsu yang merugikan. 

“Kita bekerja berdasarkan pengaduan terlebih dahulu. Namun dalam penyelidikan, kami mendapat tindak pidana lain. Kami inginkan kerjasama dari pihak produsen dan lembaga konsumen untuk bersama-sama untuk menindak pemalsuan pelumas ini,” yakin Indra Lutrianto Amstono.

Dirinya menambahkan, “Jaringan sudah kita data dari distributor hingga ke peminat yakni bengkel dan konsumen, karena jumlah produksinya besar. Kita temui bahwa pemalsuannya sempurna seperti pelumas asli. Botolnya, printingnya, hingga pendistribusiannya layaknya produsen asli. Sekali lagi, bila dari kami melakukan penindakan harus ada laporan.”

Ketua Umum Masyarakat Pelumas Indonesia (MASPI) Tri Yuswidjajanto Zaenuri turut angkat bicara perihal pelumas palsu ini yang sangat mirip dengan pelumas asli. “Bahkan oli palsu ada yang menggunakan segel dobel. Masyarakat sangat sulit membedakan mana asli atau palsu.”

Dirinya menjelaskan bahwa produsen pelumas palsu ini sudah tidak lagi menggunakan pelumas bekas. “Mereka saat ini memakai base oli yang harganya jauh lebih murah dan tidak perlu lagi repot melakukan proses apabila menggunakan bahan dari pelumas bekas. Namun bahayanya adalah base oil ini langsung dikemas layaknya pelumas asli.”

“Mereka tidak menambahkan aditif yang membuat harganya menjadi mahal. Apabila ada aditif pelumas tidak akan encer ketika panas. Lapisan film yang ada di aditif yang seharusnya melindungi mesin, ini tidak ada di base oil yang dipasarkan sebagai pelumas palsu. Meskipun diketahui ada 24 indikasi yang membuat mesin itu rusak. Bila tidak ada aditif, 75-80 persen untung dari harga resmi. Bahkan mereka tidak perlu biaya marketing seperti yang dilakukan produsen pelumas asli,” yakin Tri Yuswidjajanto Zaenuri.  

Adapun Tri Yuswidjajanto Zaenuri menegaskan bahwa ada tiga perusahaan yang memasok base oil di Indonesia. “Tinggal memeriksa siapa saja yang membeli base oil ini kebutuhannya berapa banyak, terus dari mana disuplainya. Karena yang bisa impor itu haya produsen pelumas atau mereka yang punya komersial blending plant, importir umum tidak bisa," kata Tri.

Dia menambahkan untuk menelusuri pelumas palsu ini, yang isinya base oil, bisa dimulai dengan menelusuri importir. "Misal contoh ada produsen nakal dia punya brand sendiri, tapi di sisi lain memalsukan pelumas lain. Nah inikan kelihatan dia menjual pelumasnya dengan volume berapa, kok impor base oil-nya lebih besar dari produk yang dijual.” 

Pilihan Editor: Alasan Isi Oli Mesin Mobil Harus Sesuai Volume yang Ditentukan

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi