Mengetahui Usia Pakai Kendaraan Listrik dan Baterainya
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Kusnadi Chahyono
Kamis, 29 Februari 2024 14:00 WIB
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan dalam Indonesian International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat 16 Februari 2024. Pameran otomotif IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Pebruari itu diikuti sebanyak 188 merek meramaikan IIMS 2024, termasuk diantaranya 53 merek kendaraan roda empat dan dua berbahan dasar mesin dan listrik dengan target transaksi mencapai Rp5,3 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Peneliti senior International Council on Clean Transportation (ICCT) Georg Bieker memperkirakan usia kendaraan listrik antara 18 tahun samapi 20 tahun. Sementara, untuk baterainya, memiliki usia pakai yang berkisar 3.000 sampai 5.000 kali pengisian daya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau kami aplikasikan kedua data ini ke dalam capaian jangkauan jarak tempuh, pengguna EV dapat dengan mudah dibawa hingga 1 juta kilometer, ini sangat jauh," kata Bieker, dikutip dari situs berita Antara pada hari ini, Kamis, 29 Februari 2024.

Berdasarkan studi ICCT, kendaraan listrik memiliki jangkauan tempuh lebih terbatas dibandingkan kendaraan berbasis mesin pembakaran atau internal combustion engine (ICE). Namun, usia pakai yang jauh lebih lama karena bagian-bagian komponen penggerak yang lebih sederhana dibandingkan kendaraan ICE.

Kemudian, kelebihan lain kendaraan listrik adalah daur ulang komponen penggerak kendaraan listrik. Misalnya   baterai, ketika didaur ulang, maka kita bisa mendapat nikelnya, kobalt, dan bahan bakunya yang dibutuhkan untuk membuat baterai.

"Jadi dapat menggunakan kembali material-material itu untuk pabrikan baru," ujar Bieker.

Kemudian, perlu juga menghitung risiko biaya pencemaran, seperti perawatan kesehatan pernapasan setelah menghirup gas buang dari kendaraan ICE. Oleh sebab itu, EV diklaim memiliki suatu siklus hidup yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan ICE.

Elektrifikasi ditujukan membatasi pemanasan global di bawah dua derajat Celsius. Untuk mencapai target tersebut, BEV lebih direkomendasikan ketimbang fuel cell eletric vehicle (FCEV) atau hybrid dan plug-in hybrid (PHEV).

"Meskipun hybrid dan plug-in hybrid menawarkan efisiensi energi, tapi mereka tetap mengandalkan penggunaan energi fosil," ujarnya. 

DICKY KURNIAWAN | ANTARA

Pilihan Editor: Mengenal Perbedaan Baterai LFP dan NCM yang Digunakan Kendaraan Listrik

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi