Mobil Cina Dianggap Ancam Industri Otomotif Uni Eropa
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Sabtu, 16 Maret 2024 11:00 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin. REUTERS/Florence Lo
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Juru bicara Menteri Luar Negeri Cina Wang Wenbin menanggapi soal penyelidikan Komisi Uni Eropa terhadap mobil listrik Cina. Ekspansi besar-besaran mobil Cina ini dianggap dapat mengancam industri otomotif dalam negeri Uni Eropa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wenbin mengatakan bahwa keberhasilan Tiongkok dalam industri kendaraan listrik merupakan keberhasilan globalisasi. Mobil listrik Cina diterima secara luas di dunia bukan karena menggunakan subsidi, namun dengan berupaya meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya.

"Kami berharap UE dapat dengan sungguh-sungguh mematuhi peraturan WTO, mengikuti komitmennya untuk menjaga pasar tetap terbuka, menghormati aturan ekonomi pasar, menghormati upaya yang dilakukan perusahaan Tiongkok dalam melakukan inovasi, menggunakan solusi perdagangan dengan hati-hati, dan bersama-sama menjunjung tinggi perekonomian secara keseluruhan, serta kerja sama perdagangan antara Tiongkok dan UE," kata Wenbin, dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Cina.

Wenbin juga memberikan komentar soal penyelidikan anti-dumping Tiongkok terhadap brand Eropa. Menurutnya, hal tersebut dilakukan sesuai komitmen terhadap keterbukaan berstandar tinggi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip ekonomi pasar dan peraturan WTO.

"Kami siap menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, inklusif, transparan, dan non-diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan dari semua negara yang melakukan kerja sama perdagangan dan investasi di Tiongkok, termasuk perusahaan-perusahaan dari UE. Posisi ini tetap tidak berubah," ujarnya.

Untuk diketahui, Komisi Uni Eropa beberapa waktu lalu melakukan penyelidikan anti-subsidi terhadap impor kendaraan listrik baterai (BEV) dari Cina. Investigasi ini pertama-tama akan menentukan apakah rantai nilai BEV di Cina mendapat manfaat dari subsidi ilegal, dan apakah subsidi ini menyebabkan atau mengancam akan menyebabkan kerugian ekonomi bagi produsen BEV di UE. 

Jika keduanya terbukti benar, penyelidikan akan mengkaji kemungkinan konsekuensi dan dampak tindakan tersebut terhadap importir, pengguna, dan konsumen kendaraan listrik bertenaga baterai di UE.

Berdasarkan temuan penyelidikan, Komisi akan menentukan apakah UE berkepentingan untuk memperbaiki dampak praktik perdagangan tidak adil yang ditemukan dengan mengenakan bea anti-subsidi pada impor kendaraan listrik baterai dari Tiongkok.

"Sektor kendaraan listrik memiliki potensi besar bagi daya saing Eropa di masa depan dan kepemimpinan industri ramah lingkungan. Produsen mobil Uni Eropa dan sektor terkait sudah berinvestasi dan berinovasi untuk mengembangkan potensi ini sepenuhnya," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, dikutip dari situs resmi Komisi UE.

"Jika kami menemukan bukti bahwa upaya mereka terhambat oleh distorsi pasar dan persaingan tidak sehat, kami akan bertindak tegas. Kami akan melakukan hal ini dengan menghormati sepenuhnya kewajiban UE dan internasional kami, karena Eropa bertindak sesuai aturan, di dalam batas negaranya, dan secara global. Investigasi anti-subsidi ini akan dilakukan secara menyeluruh, adil, dan berdasarkan fakta," ujar Ursula melanjutkan.

Investigasi akan selesai dalam waktu maksimal 13 bulan. Jika dibenarkan secara hukum, bea masuk anti-subsidi sementara dapat dikenakan dalam waktu 9 bulan, dengan tindakan definitif apa pun yang dikenakan hingga 4 bulan kemudian atau dalam waktu 13 bulan sejak dimulainya penyelidikan.

Pilihan Editor: Porsche 911 GT3 Senilai Rp 8,9 Miliar Ringsek Ditabrak Mitsubishi Xpander

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi