
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberi tanggapan soal negosiasi dengan pihak Apple yang berlangsung di Kementerian Perindustrian, 7 Januari 2025. TEMPO/Dian Rahma
GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan tidak perlu khawatir dengan batalnya investasi LG Energy Solution di Indonesia. Menurut dia, posisi LG sekarang sudah ada penggantinya, yakni perusahaan asal Cina bernama Huayou.
"Terkait mundurnya LG Energy Solution dari investasi proyek EV (kendaraan listrik) di Indonesia, tidak perlu dikhawatirkan karena akan digantikan dengan mitra investasi baru dari perusahaan Tiongkok, yakni Huayou," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Tempo.co.
Agus menjelaskan bahwa Huayou merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion energi serta material kobalt. Komponen itu biasa digunakan untuk baterai elektronik hingga kendaraan listrik.
"Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu target program pengembangan EV di Indonesia," ucapnya.
Agus menuturkan bahwa saat ini sudah ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik di Indonesia, yakni PT Industri Ion Energisindo dan PT Energi Selalu Baru. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi 10 ribu dan 12 ribu baterai per tahun, dengan nilai investasi masing-masing Rp 18 miliar dan Rp 15 miliar.
Diberitakan Gooto sebelumnya, LG membatalkan investasi baterai kendaraan listrik mereka di Indonesia pada Jumat, 18 April 2025. Proyek tersebut bernilai 11 triliun won atau sekitar Rp 129 triliun.
Investasi ini masuk melalui konsorsium Korea Selatan yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, dan LX International Corp., serta mitra lainnya. Konsorsium ini telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk membangun rantai nilai menyeluruh untuk baterai kendaraan listrik.
Melansir laman Kantor Berita Yonhap, konsorsium itu sudah berkonsultasi dengan Pemerintah Indonesia untuk membatalkan investasinya. Adapun alasannya adalah karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya apa yang disebut "jurang kendaraan listrik". Kondisi itu merujuk pada perlambatan sementara dalam permintaan kendaraan listrik global.
"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek,"kata seorang pejabat LG Energy Solution.
Kendati demikian, LG menuturkan bahwa mereka masih tetap melanjurkan pabrik baterai kendaraan listrik mereka yang bekerja sama dengan Hyundai Motor Group. Pabrik bernama Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power) ini diresmikan pada 3 Juli 2024 dan diklaim sebagai pabrik sel baterai pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
"Kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," ucap pejabat LG Energy Solution.
Pilihan Editor: Tanggapan Moeldoko Soal Pembangunan Pabrik BYD Diganggu Ormas
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto