
ehow.co.uk
“Ini beda dengan mobil bermesin bensin yang menggunakan busi, dimana proses pengapian dipicu oleh percikan api dari busi,” ujar Supono, Kepala Mekanik Tribuana Motor, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (15/4).
Karena menggunakan sistem pembakaran otomatis itulah, bila solar tercampur air atau kotoran maka proses pembakaran juga tak sempurna. Walhasil, akselerasi juga loyo atau bahkan tersendat-sendat.
Lantas bagaimana mengatasinya? “Membuang air atau kotoran di water sedimenter. Sebab kalau tidak segera diatasi, kandungan air semakin banyak yang tidak saja menyebabkan akselerasi loyo tetapi juga kerja nosel injector tidak maksimal, bahkan rusak,” terang Supono.
Cara untuk membuang air atau kotoran di water sedimenter juga cukup mudah. Pertama kendurkan baut plastik saluran pembuangan yang letaknya disamping bagian bawah pompa sehingga air dan endapan kotoran keluar.
Kedua, tarik tuas pompa ke atas dan tekan berkali-kali seperti lazimnya memompa hingga isi water sedimenter habis. Kemudian putar tuas pompa ke arah berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
Hal itu dimaksudkan untuk menguras sisa-sisa air dan kotoran. Bila air dan kotoran sudah benar-benar habis, putarlah tuas tersebut searah putaran jarum jam. Pastikan tuas terkunci kembali.
“Bila air dan endapan sudah habis, dan pompa sudah dikembalikan pada posisi semula langkah selanjutnya adalah melakukan hentakan suplai bahan bakar yang bebas dari embun,” kata Supono.
Langkah itu bisa dilakukan dengan menghidupkan mesin mobil lantas injak pedal gas dalam-dalam dan lepas. Ulangi cara itu beberapa kali. “Itu dimaksudkan untuk menghindarkan solar yang disuplai ke ruang bakar tercampur angin atau embun,” tandasnya.
Serangkaian langkah diatas merupakan cara mudah di saat kondisi darurat. Namun, untuk menghindarkan bercampurnya uap air dengan solar, sebaiknya Anda rajin memeriksa kandungan air di water sedimenter. Pemerikasaan bisa dilakukan dengan melihat indikator air itu yang tertera di kotak speedometer.
“Memang disarankan melakukan pembersihan di water sendimeter itu setiap 5.000 kilometer, tetapi sebaiknya sebelum batas minimal itu tercapai pembersihan dilakukan,” saran Supono.
Sebab bila endapan kotoran atau air sudah parah maka injekstor bisa rusak dan harus diganti atau dilakukan kalibrasi ulang. Biaya untuk melakukan itu juga cukup membuat kantong Anda terkuras.
ARIF ARIANTO