
Fuel pump toyota. ANTARA/Andika Wahyu
“Antara temuan Pertamina, BPH Migas, dengan ATPM bertolak belakang. Tentu kami sebagai konsumen semakin bingung. Ini akan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan ATPM,” ungkap Pujiyono Wahyuadi, Ketua Umum Karimun Club Indonesia (KCI) kepada Tempo di Jakarta, Selasa (31/8).
Pasalnya, sebut Puji , saban hari konsumen menggunakan produk yang dihasilkan dua lembaga itu yaitu bahan bakar yang dipasarkan Pertamina dan fuel pump serta mobil yang dipasarkan ATPM. Kendati belum ada kesimpulan pasti yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah ihwal penyebab jebolnya fuel pump, tudingan masyarakat masih mengarah ke bahan bakar.
Hal serupa juga diungkapkan mantan Ketua Umum Avanza – Xenia Indonesia Club (Axic), Bagus Brawono. “Pengumuman hasil temuan masing-masing (Pertamina dan ATPM) yang proses pengujiannya dilakukan secara sepihak, semakin menambah liarnya isu fuel pump. Isu ini sudah jadi bola liar yang makin liar,” papar dia.
Tak pelak kedua orang yang menyuarakan kepentingan konsumen itu merasa pesimistis jawaban Pertamina maupun ATPM bisa menjadi pegangan konsumen. “Isu ini sangat rentan bisa ditunggangi siapa saja. Pada akhirnya konsumen atau masyarakat terombang-ambing dan dirugikan,” tandas Puji.
Keluhan dan pesimisme dua orang yang menyuarakan konsumen itu bisa dimaklumi. Pasalnya, baik Pertamina maupun BPH MIgas dan ATPM memberikan jawaban yang bertolak belakang. Keduanya juga bersikukuh hasil pengujiannya sangat sahih dan bisa dipercaya.
“Hasil pengujian kami yang dilakukan di 14 sampel pool taksi dan SPBU (Stasiun Pompa Bensin Umum) dan dilakukan pengetesan di laboratorium mobile BPH Migas dan laboratorium Lemigas (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas Bumi) hasilnya bahan bakar masih on spec (spefisikasi),” tegas Agus Budi Hartono Anggota Komite BPH Migas dalam seminar ‘Kesesuaian Spefisikasi Bahan Bakar’ yang digelar Majalah MobilMotor di Jakarta, Selasa (31/8) malam.
Agus menyebut angka oktan premium yang diuji berada di atas 88. Sedangkan kandungan belerang (sulphur) di bawah 0,05 persen/m/m atau di bawah ambang batas yang masih ditoleransi. “Bahkan kami mengetes premium yang warnanya hitam pekat dan kami ambil dari tangki mobil taksi, ternyata masih on spec,” kata dia.
Suwadji Wirjono, Direktur LayananPurna Jual PT GM Autoworld Indonesia – ATPM Chevrolet di Indonesia – mengungkapkan hal yang sebaliknya. Hasil pengujian PT GMAI, kata Suwadji, baik di SPBU maupun di tangki mobil Chevrolet yang digunakan sebagai armada taksi oleh beberapa perusahaan menunjukkan adanya kandungan sulfur yang melebihi ambang batas.
Bahkan, terdapat senyawa baru yaitu asam sulphat (H2SO4) di dalam premium tersebut. “Di dalam pompa ini ada yang namanya armature, nah di bagian permukaan itu ada sumbu yang terbuat dari bahan kuningan. Sumbu itu terluka seperti meleleh, ini karena gesekan dengan partikel kristal atau sulphur,” tegas dia.
Dia menyebut hasil pengujiannya pula, menunjukkan kandungan zat kimia di premium mencapai 0,0583 – 0,0832 persen/m/m. Angka tersebut jelas diatas ambang batas yang masih ditoleransi, yaitu 0,05 persen/m/m. “Total jumlah mobil taksi merek Chevrolet mencapai 373 dan kami harus mengganti fuel pump mereka. Karena taksi itu masih dalam masa garansi,” aku Suwadji.
Pria yang memulai karir sebagai mekanik pada 1977 itu juga menolak tegas bila disebut taksi yang menggunakan mobil Chevrolet menggunakan fuel pump kategori KW1 atau dibawahnya. “Kami tahu persis, tidak ada armada taksi mobil Chevrolet yang menggunakan fuel pump jenis itu. Kami jamin,” sebut dia.
Lantas bagaimana dengan sikap masyarakat pemilik mobil? “Sebagai konsumen ya tentunya pingin marah. Tetapi kepada siapa? ATPM sudah menemukan bukti tapi tidak tegas. Pertamina mengaku sudah melakukan penyelidikan hasilnya tidak diumumkan resmi,” kata Endi Kurniawan, salah seorang pemilik mobil kepada Tempo, Rabu (1/9).
Endi menyebut, kini banyak pengguna mobil yang beralih ke bahan bakar merek lain. Itu terjadi, kata dia, karena mereka sudah tidak percaya kepada Pertamina yang tidak secara tegas mengumumkan hasil ujinya sekaligus menegaskan jaminan terhadap produknya. ARIF ARIANTO