
Masayuki Oku
TEMPO Interaktif, Tokyo - Sumitomo Mitsui Financial Group Inc, berniat mengambilalih saham Ford di Mazda. Perusahaan itu akan menjadi pemegang saham mayoritas Mazda Motor Corporation mulai akhir 2010.
Pernyataan tersebut diungkapkan Masayuki Oku, Chairman Sumitomo Mitsui Group, di Tokyo, seperti dilansir The Mainichi Daily News, Senin (18/10).
Saat ini Ford Motor Company masih menggenggam 11 persen saham Mazda Motor. Sedangkan hak kepemilikan saham Sumitomo Mitsui di Mazda Motor saat ini hanya sekitar 2,9 persen.
Seperti diberitakan Nikkei.com, Sabtu (16/10), FMC berniat menjual sebagian besarnya sahamnya yang kini masih tersisa di Mazda Motor ke Sumitomo Group dan perusahaan lain yang memiliki kaitan bisnis dengan Mazda. Ford akan mengurangi besaran kepemilikan sahamnya di Mazda dari 11 persen menjadi 3 persen atau kurang dari itu.
“Namun Ford menyebut laporan tersebut sebagai pernyataan yang spekulatif,” sebut harian bisnis Nikkei, Jumat (15/16) seperti dikutip automotivenews.com, Sabtu (16/10).
Pernyataan Ford menegaskan status kepemilikan sahamnya di Mazda tak berubah. “Ford tetap melanjutkan kerjasama strategis dengan Mazda dan kami bekerjasama dalam posisi yang saling menguntungkan. Kami tidak mempunyai komentar lebih jauh tentang pernyataan spekulatif itu,” papar Mark Truby, Juru Bicara pabrikan asal Michigan, Amerika Serikat, itu.
Saat ini Ford menggenggam 195 juta lembar saham Mazda atau setara dengan US$ 515,6 juta atau sekitar Rp 4,64 triliun (kurs US$1 = Rp 9.000). “Mazda meminta Sumitomo Mitsui Banking Corp. Sumitomo Corp. dan perusahaan lain di grup Sumitomo untuk membeli saham Ford tersebut,” tulis Nikkei.
Ford menjadi pemegang saham terbesar Mazda pada 1979 dengan membeli 25 persen saham perusahaan asal Jepang ini. Pada 1996, kepemilikan Ford atas saham Mazda meningkat menjadi 33,4 persen, dan Ford pun memegang kendali manajemen Mazda.
Takeshi Miyao, analis di perusahaan konsultan Carnorama yang berkantor di Tokyo, mengatakan, ada kesenjangan strategi di dalam aliansi Ford Mazda.
“Ford ingin memperkuat bisnisnya di negara-negara berkembang seperti Cina, Thailand dengan memindahkan basis produksinya di Asia Tenggara,” tutur Miyao.
Pada sisi lain, lanjut dia, Mazda mencoba untuk kembali memperkuat produksi domestik di Jepang. Strategi itulah yang menjadi kendala diantara kedua pabrikan tersebut.ARIF ARIANTO