Mau Mobil Anda Irit dan Bertenaga? Ini Caranya  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Jumat, 8 Juli 2011 14:39 WIB
Piggyback. dastek.com
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Seperti kebanyakan pemilik mobil, Anda tentu ingin kendaraan kesayangan Anda memiliki tenaga yang oke tapi irit dalam mengonsumsi bahan bakar. Kini kedua hal itu bisa diwujudkan pabrikan lewat produk-produk terbaru mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berkat penerapan teknologi terbaru, mereka bisa mengatur pola asupan bahan bakar ke ruang pembakaran dengan sempurna. Sebab meski asupan bahan bakar sedikit namun ukurannya tepat dengan semburan udara atau oksigen. Alhasil, kualitas pembakaran pun sempurna. Dan, tenaga yang dihasilkan maksimal.

"Mobil keluaran lama pun bisa mencapai performa seperti itu," tutur Yustinus Indradi, bos Tujuh Tiga Motor, Atrium Senen, Jakarta Pusat, Jumat (8/7). Tentu ada syaratnya. Apa itu? "Asal telah dilengkapi ECU alias Electronic Control Unit." Kata Indra, begitu dia disapa, mobil lawas bisa punya performa yang top bila diberi ECU.

Caranya? "Dengan menambahinya dengan peranti yang bernama PiggyBack atau performance chips," tuturnya. Kedua peranti itu, kata dia, banyak tersedia di pasaran. Merek dan jenisnya pun beragam dengan kisaran harga Rp 2,5-8 juta. "Tentunya, kinerja yang ditawarkan juga berbeda."

Nah, simak panduan di bawah ini tentang fungsi kedua peranti tersebut. Juga, cara memasangnya, dan efek yang dihasilkannya.

1. PiggyBack Piggyback merupakan peranti tambahan yang berfungsi untuk mengubah atau memanipulasi data asupan bahan bakar, waktu buka tutup klep di mesin yang selama ini diatur secara terprogram di ECU. Sehingga, akan mempengaruhi kinerja sistem injeksi bahan bakar di mesin.

Adapun ECU adalah processor atau biasa juga disebut chip yang diprogram melalui lewat komputer secara akurat dengan ukuran pasti. Peranti itu mengatur semua mekanisme yang berkaitan dengan kinerja mesin, seperti pengapian, torsi, jeda waktu penyemburan bahan bakar oleh injektor ke ruang bakar, dan lain-lain.

"Jadi, PiggyBack itulah yang akan mengatur ulang semua mekanisme tersebut tanpa mengubah settingan baku atau menggantikan peran ECU," terang Indra. Alhasil, mesin bisa diatur sesuai keinginan pemilik. Anda juga bisa menambah torsi dan tenaga yang besar di segala rentang putaran mesin.

"Mesin jadi terasa lebih halus, akselerasi lebih responsif di semua tingkatan RPM," kata Indra. "Mobil pun tak banyak mengonsumsi bahan bakar." PiggyBack juga bisa disetel untuk mengoptimalkan modifikasi pada mesin dan sistem saluran gas buang sisa pembakaran sehingga pembakaran sempurna tanpa jeda waktu.

Menurut Indra ECU yang dirancang pabrikan mobil tak mengatur pembakaran dengan baik. Terlebih, bila pemilik mobil telah melakukan penggantian headers, muffler, camshafts, turbocharger, dan sebagainya. "Soal berapa besaran tambahan tenaga dan torsi tergantung jenis, model, dan tahun pembuatan mobil," katanya.

2. Performance Chips Berbeda dengan PiggyBack yang tidak menggantikan keberadaan program yang telah ada di ECU, Performance Chips berfungsi untuk menggantikan program standar yang ada di ECU. Umumnya, peranti ini dirancang oleh pembuatnya sesuai dengan program ECU di mobil dari pabrikan.

"Dengan kata lain, perangkat ini merupakan repogram dari program ECU sebelumnya," ungkap Indra. Berkat dengan program baru itu, maka mekanisme dan takaran bahan bakar yang disemburkan ke ruang pembakaran kembali akurat. Begitu pun dengan jeda waktu buka tutup klep dan intensitas semburan.

Hanya, peningkatan tenaga dan torsi dengan memasang Performance Chips itu tidak sedahsyat PiggyBack. Indra memperkirakan antara 5-10 persen. Alasan Indra, mekanisme kerja peranti itu tak bisa disetel sesuai beban dan gaya berkendara pengemudi. "Kalau pakai PiggyBack kedua hal itu bisa disesuaikan."

3. Cara pemasangan Pemasangan kedua peranti itu harus dilakukan orang yang memiliki keahlian khusus. Memang, sekilas pemasangan itu terlihat mudah, yaitu menyambungkannya ke soket, ke ECU, dan kemudian melakukan pengaturan.

Cuma, buat memastikan pengaturan program mesti memakai peranti lunak khusus yang ditunjang komputer atau laptop. Selain itu, tingkat akurasi datanya dan dampaknya terhadap mesin juga harus diuji memakai tes dinamometer. "Tak semua mekanik bisa," kata Indra. "Salah-salah kinerja mesin amburadul dan boros."

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi