
Executive Vice President Toyota Motor Corporation Yukitoshi Funo (kiri), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (2kiri), Dirut Astra International, Prijono Sugiarto (3kiri) pada pengumuman kolaborasi Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla di Jakarta, Rabu (19/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Karawang - Produsen kendaraan bermotor berencana menaikkan harga kendaraan murah hemat energi (low cost green car), yang rencananya dipasarkan pada awal 2013. Hal ini disebabkan oleh tertundanya penerbitan aturan insentif untuk kendaraan “hijau” yang dijanjikan oleh pemerintah.
Kenaikan harga itu rencananya dilakukan PT Astra Daihatsu Motor untuk varian city car hemat energi, Daihatsu Ayla. Menurut Direktur Pemasaran Astra Daihatsu Amelia Tjandra, harga Ayla ada kemungkinan naik 10 persen dari perkiraan sebelumnya. Saat mobil mungil ini diluncurkan pada 19 September 2012, harganya ditaksir sebesar Rp 76 juta.
"Karena tak ada insentif, harga akan dinaikkan untuk menutup beban pajak," kata Amelia di arena Bridgestone Proving Ground Karawang Timur, Selasa, 6 November 2012.
Sedianya, kata Amelia, Astra Daihatsu memasarkan Ayla pada Januari 2012 dengan asumsi peraturan pemerintah tentang insentif kendaraan hijau terbit pada Desember 2012. Namun hingga kini produsen belum mendapat kejelasan mengenai hal ini.
Karena pendaftaran pesanan telanjur dibuka, Amelia mengatakan jadwal pemasaran tak bisa diundurkan lagi. Akibatnya, konsumen yang menerima pesanan pada Januari mendapat harga lebih mahal.
Meski pada pertengahan tahun pemerintah menerbitkan aturan insentif mobil hijau, harga untuk konsumen di awal tahun tak mungkin diubah. "Kami juga tak bisa memberi kompensasi apa pun," tuturnya.
Untuk itu, Amelia berharap pemerintah segera merampungkan beleid insentif mobil hijau agar harga jual dan waktu pemasaran tak berubah dari yang direncanakan sebelumnya. Selain itu, investasi yang telanjur dikucurkan untuk membangun pabrik mobil ini tak terbuang sia-sia.
FERY FIRMANSYAH