Atasi Kemacetan, Beli Mobil di Cina Harus Menang Undian Dulu
Reporter: Tempo.co
Editor: Grace gandhi
Jumat, 10 Juli 2015 10:53 WIB
Stan Mitsubishi Motor Co. di Shanghai International Automobile Industry Exhibition (Auto Shanghai 2015), Shanghai, Cina, 20 April 2015. Tomohiro Ohsumi/Bloomberg via Getty Images
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu kota Cina, Beijing, mempunyai strategi unik untuk menghambat tren semakin macetnya jalanan di kota itu. Selain memperbanyak pilihan transportasi umum, pemerintah Beijing membatasi penjualan mobil pribadi dengan menggunakan sistem lotere alias undian. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Minister Counsellor Kedutaan Besar Cina untuk Indonesia Sun Weide menuturkan tak mudah bagi masyarakat Beijing untuk membeli mobil baru. 

"Kami harus memenangi lotere yang kemungkinannya hanya 1 berbanding 160," kata Weide saat ditemui di Kedutaan Besar Cina, Kamis, 9 Juli 2015.

Warga Beijing yang ingin membeli mobil, menurut Weide, harus mendaftarkan diri dulu ke dinas transportasi setempat. Setelah mendaftar, mereka akan mendapat akun. Akun inilah yang akan diundi untuk diputuskan apakah pemiliknya berhak membeli mobil.

Cara ini mulai diterapkan Beijing seusai Olimpiade 2008. Weide mengatakan kesadaran untuk mengurangi polusi dan kemacetan semakin meningkat di Beijing. "Pemerintah menghabiskan banyak dana untuk menyelamatkan lingkungan," ujarnya.

Berkat metode lotere ini, pertumbuhan jumlah mobil di Beijing hanya 300 ribu unit per tahun. Weide membandingkan hal ini dengan Indonesia, yang membebaskan begitu saja pembelian mobil. Pertambahan mobil pribadi di Jakarta setiap tahun mencapai 1 juta unit. Jumlah total mobil pribadi di Jakarta kini melebihi 17 juta unit.

Weide mengajak Jakarta sama-sama mulai memperhatikan masalah polusi dan kemacetan akibat penggunaan mobil pribadi. Dengan 17 juta unit mobil, menurut Weide, Jakarta hanya memiliki 600 kilometer ruas jalan. 

Padahal di Beijing, dengan jumlah kendaraan 5-6 juta unit, ruas jalan yang dibangun telah dua kali lipat dari Indonesia, yakni 1.000 kilometer. "Kami kini memiliki total jalan tol terpanjang di seluruh dunia, bahkan melebihi Amerika Serikat," kata Weide.

Pemerintah, Weide menambahkan, juga membangun akses transportasi publik dengan cepat. Setiap tahun Beijing berhasil membangun satu jalur kereta api bawah tanah baru. 

Pada 2008, Beijing memiliki rute kereta api bawah tanah sepanjang 200 kilometer. Kini jumlah itu telah bertambah menjadi 500 kilometer.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi