Pabrik Mobil Wuling Cina Diminta Berproduksi Sesuai Rencana  
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan Adiwijaya
Sabtu, 5 Desember 2015 14:30 WIB
Wuling Hong Guang| Autoevolution
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mendorong pabrik SAIC-GM-Wuling (SGMW) Automobile untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi otomotif untuk ASEAN dan Australia. Pabrik otomotif asal Cina itu juga diharapkan melakukan investasi sesuai rencana dan berproduksi lebih cepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Saleh, mereka terus terang akan membangun pabrik mesin di Indonesia. "Memang idealnya industri otomotif adalah yang mau dan berani membangun engine factory, tidak hanya perakitan," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Desember 2015. Dia mengatakan itu saat berkunjung ke pabrik SGMW Automobile di Qingdao, tenggara Beijing, Jumat kemarin.

SGMW merupakan perusahaan patungan bentukan SAIC Motor Corporation Ltd dengan porsi saham 50,1 persen, General Motors Company 44 persen, dan Guangxi Automobile Group yang sebelumnya bernama Liuzhou Wuling Automobile Group 5,9 persen.

Di Indonesia, melalui PT SGMW Motor Indonesia, perusahaan ini telah melakukan peletakan batu pertama pada Agustus lalu untuk pembangunan pabrik perakitan mobil MPV dengan investasi sekitar US$ 700 juta atau mencapai Rp 10-11 triliun. Berlokasi di kawasan industri Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pabrik tersebut berdiri di lahan seluas 60 hektare dan bakal menggunakan merek Wuling di Indonesia.

Saleh mengungkapkan kunjungan ke Beijing untuk memastikan investasi SGMW sesuai rencana dan bisa berproduksi lebih cepat. "Kunjungan ini juga untuk menunjukkan pemerintah Indonesia mendukung investasi SGMW."

Meski Wuling diproduksi untuk pasar domestik, Saleh menantang SGMW menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk diekspor ke ASEAN dan Australia. Sebelumnya pabrikan mobil Cina ini telah berekspansi ke beberapa negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia.

Presiden Direktur SGMW Motor Indonesia, Xu Feiyun, mengatakan, pihaknya menargetkan pabrik berproduksi pada Juli 2017 dengan memproduksi mobil Wuling sebanyak 150 ribu unit per tahun. "Kami juga membawa industri komponen ke Indonesia, salah satunya shockbreaker dan bermitra dengan supplier komponen asal Indonesia," katanya sembari menyebut target komponen lokal atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 50 persen.

Saleh mengatakan, salah satu tantangan yang tengah dihadapi oleh produsen otomotif Cina adalah meningkatkan kualitas produksi mereka agar bisa diterima seluruh negara. Kualitas dan merek selama ini masih menjadi isu utama yang dihadapi oleh pabrikan asal Cina ketika bersaing dengan merek yang sudah mapan. Selama ini produk otomotif di Indonesia disesaki oleh produk asal Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat. Kehadiran mobil Cina diharapkan meramaikan industri kendaraan.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Eletronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan, harapan pemerintah ialah memperbanyak lokalisasi produksi melalui pabrikasi di Indonesia dan pengembangan industri komponen. "Industri komponen di dalam negeri harus kuat sehingga tidak akan banyak impor, menaikkan nilai tambah, dan menggerakkan penghiliran industri bahan baku,” kata Putu. Hal tersebut dapat mendorong peta jalan industri otomotif nasional yang menargetkan produksi mobil sebanyak 2,5 juta unit pada tahun 2020.

AMIRULLAH

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi