Opsi Dukung Rio, dari APBN Hingga Potong Gaji Menpora  
Reporter: Tempo.co
Editor: Angelus Tito Sunaryo
Selasa, 1 Maret 2016 13:39 WIB
Pembalap Tim Manor Racing, Rio Haryanto (kanan), menerima bendera Merah Putih dari Menpora Imam Nachrowi (kiri) sebagai simbol dukungan pemerintah dan BUMN untuk Rio berlaga di Formula 1, Jakarta, 18 Februari 2016. ANTARA/Yudhi Mahatma
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Rio Haryanto resmi bergabung dengan tim Formula 1 Manor Racing dan menjadi orang Indonesia pertama di ajang balap nomor wahid itu. Sebagai pay driver, Rio diwajibkan menyetor 15 juta Euro kepada tim asal Inggris tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Olahraga Imam Nahrawi adalah yang paling getol memperjuangkan dana agar Rio bisa membalap di F1. Imam mengusulkan agar negara mengucurkan dana melalui APBN. Bahkan ia juga menginisiasi ide pemotongan gaji pegawai pemerintah guna mengumpulkan dana buat Rio.

Imam mengungkapkan hal tersebut dalam wawancara khusus dengan Jobpie Sugiharto, Reza Maulana, dan Gadi Makitan dari Tempo. Wawancara berlangsung di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Jumat dua pekan lalu. Berikut ini petikan wawacaranya.

Rio Haryanto akhirnya bisa masuk ke Formula 1. Sepertinya cukup besar peran Kementerian?Walah, saya enggak punya peran apa-apa. Buktinya Roy Suryo bilang menteri ini hanya menumpang saja, ha-ha-ha…. Roy Suryo pancet ae (tetap saja). Selama ini saya biarkan saja. Kecuali ketika wartawan Kompas TV bertanya kepada saya. Saya terpancing dan menjawab, "Gini ajalah. Yang penting, anjing menggonggong, khafilah berlalu."

Anda meminta Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui pengajuan dana Rp 100 miliar dari APBN untuk membiayai Rio Haryanto. Apakah ini tidak berlebihan?Iya. Begini, lho. Sesungguhnya kita tidak terlalu rugi dengan munculnya atlet seperti Rio ini. Kalau dilihat, jumlahnya memang besar. Kenapa untuk atlet lain tidak dikeluarkan juga dana sebesar itu? Ya, memang proporsinya berbeda. Kebutuhannya tidak sama. Selain itu, ketika ada alokasi untuk Rio, jatah bantuan untuk atlet lain tidak berkurang.

Ada yang bilang kenapa dana sebesar itu tidak dialokasikan untuk pendidikan atau membangun jembatan, misalnya…Saya bukan Menteri Pekerjaan Umum, bukan Menteri Pendidikan. Saya Menteri Olahraga. Keberhasilan Rio masuk Formula 1 adalah buah perjalanan panjang, keyakinan, dan komitmennya. Pemerintah mendukung itu. Kalau nanti muncul lagi atlet seperti Rio, mari kita bergotong-royong. Saya berpikir, kalau pihak swasta belum mau, kami yang akan memulai. Saya dan pegawai saya akan potong gaji.

Wah, potong gaji bagaimana?Kalau semua kementerian mau potong gaji, katakanlah 50 persen, satu bulan saja, coba hitung: ada berapa ribu orang. Artinya, kalau ada anak bangsa yang bercita-cita mengguncang dunia dengan Merah Putih, lalu kita mendukungnya dengan cara itu, kan cakep?

Anda serius akan memotong gaji pegawai? Kapan akan dilakukan?Nanti akan saya umumkan. Ini serius. Saya bersyukur seandainya ada pengusaha swasta yang kemarin mengundang Rio benar-benar mengeluarkan uang. Tapi seandainya kurang, sementara Rio harus bertanding, ya, terpaksa kami urunan. Gotong-royong. Adapun pengajuan dari APBN akan tetap kami proses.

Kalau jadi potong gaji, kira-kira berapa dana yang akan didapat?Gaji saya Rp 19 juta. Katakanlah kalau saya ambil 50 persen, berarti Rp 8 juta. Ada 34 menteri. Rp 8 juta kali 34. Lalu ada berapa direktur, direktur jenderal, deputi. Saya belum menghitung secara pasti dana yang bisa terkumpul. Tapi, paling tidak, dari kantor kami saja bisa Rp 2 miliar.

Sampai ke tingkat mana pemotongan gaji itu akan berlaku?(Pegawai) terendah sekalipun.

Wah, apakah tidak bakal menuai protes?Ya, yang penting seikhlasnya. Mungkin tidak harus ditetapkan persentasenya. Saya ingin menjadikan ini sebagai pemicu. Kita selama ini dipandang bangsa lain sebagai bangsa yang suka tolong-menolong. Lihat saja, kalau ada satu tetangga punya hajat, yang lain ikut membantu. Kenapa itu tidak dilakukan pada level yang lebih besar? Kalau kita punya tradisi seperti itu, akan banyak orang Indonesia yang berani bercita-cita tinggi.

TS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi