Menpora Lebih Utamakan Rio Haryanto Ketimbang SEA Games?  
Reporter: Tempo.co
Editor: Angelus Tito Sunaryo
Selasa, 1 Maret 2016 14:51 WIB
Pembalap Tim Manor Racing, Rio Haryanto (kanan), menerima bendera Merah Putih dari Menpora Imam Nachrowi (kiri) sebagai simbol dukungan pemerintah dan BUMN untuk Rio berlaga di Formula 1, Jakarta, 18 Februari 2016. ANTARA/Yudhi Mahatma
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga mendukung pembalap Rio Haryanto di ajang Formula 1 mendapat banyak cibiran. Kebutuhan dana yang besar menjadi alasannya. Pasalnya banyak cabang olahraga lain yang juga membutuhkan dana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Olahraga Imam Nahrawi mengatakan Rio patut didukung karena punya kemampuan yang mumpuni di ajang balap terhebat sejagad itu. Benarkah Imam mendahulukan Rio daripada SEA Games? Wartawan Tempo Jobpie Sugiharto, Reza Maulana, dan Gadi Makitan mewawancarai Imam pada Jumat, dua pekan lalu di rumah dinasnya. Berikut ini petikan wawancaranya.

Anda membantu Rio sedemikian rupa. Kenapa?Pertama, dari segi sejarah. Rio bercita-cita menjadi pembalap Formula 1 sejak berumur tujuh tahun. Kita harus menghargai sebuah proses yang begitu panjang. Dia berkomitmen untuk itu. Dan hari ini tinggal selangkah. Kenapa harus kita hentikan? Kita punya kemampuan. Kalau yang lain seperti itu, kami juga akan memberi bantuan. Hasilnya seperti apa, itu nanti. Dia telah melalui proses panjang: tenaga, biaya, orang tuanya juga habis-habisan.Yang kedua, peluang. Kenapa Manor (tim Formula 1 yang meminang Rio) tidak mau melepaskan Rio? Karena Manor tahu persis, Rio ini sangat luar biasa. Sampai ketika Direktur Pelaksana Manor Abdulla Boulsien bertemu dengan saya, dalam pertemuan yang tidak dipublikasikan itu, dia bilang: yang penting pemerintah mendukung, masyarakat Indonesia mendukung, itu cukup bagi kami.

Selama ini anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga terbatas. Misalnya untuk SEA Games, begitu terbatasnya hingga hanya bisa memprioritaskan dukungan terhadap cabang-cabang tertentu. Lalu tiba-tiba Anda punya ide untuk minta Rp 100 miliar dari APBN. Bukankah ini ironis?

Rio membutuhkan 15 juta euro (sekitar Rp 226 miliar, sebagai biaya operasional balapan selama semusim). Pertamina sudah beri dukungan 5 juta euro. Bu Rini (Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara) bilang akan ada tambahan 0,2 juta euro. Kekurangannya kira-kira 9,8 juta. Dari sini, seandainya pemerintah mendukung Rp 100 miliar, kekurangannya hanya sekitar 4 juta euro. Nah, 4 juta... mosok, pengusaha-pengusaha enggak bisa ngeroyok? Atau nanti kalau pengusaha-pengusaha bilang: enggak usah pakai APBN, cukup kami. Ya, kami bersyukur. Presiden memerintahkan anak buahnya untuk hadir (bagi rakyat). Ya, dengan cara begini kami memberi dukungan.

Adakah keberatan dari pengurus cabang olahraga lain tentang komitmen Anda memberi bantuan besar ini?

Tidak ada. Malahan Pak Sandiaga Uno, Ketua Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia, menyatakan ingin membantu Rio. Ketua Pengurus Besar PersatuanAngkat Besidan Berat Seluruh Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, ingin pula membantu.

Selain mengajukan dana dari APBN, Anda berusaha mengumpulkan pengusaha. Bagaimana ceritanya?

Seandainya tidak ada bom Sarinah itu (14 Januari), pertemuan masif para pengusaha itu sudah terjadi. Bu Rini Soemarno sudah mengundang mereka. Saya tidak tahu siapa saja yang diundang waktu itu. Rencananya dilakukan di Hotel Fairmont. Akhirnya pertemuannya harus ditunda. Setelah itu, mau kami undang lagi, agak susah. Tapi saya juga senang ketika kemarin mendapat kabar bahwa Pak Sandiaga Uno mau membantu. Lalu Pak Ketua Kadin (Rosan Perkasa Roeslani) dan Pak Ical (Aburizal Bakrie) juga mau membantu. Semoga Roy Suryo juga mau membantu. Berapa pun.

Apakah pemerintah akan terus membantu Rio sampai musim-musim berikutnya di Formula 1?

Kita lihat nanti. Tapi semestinya cukup dengan pihak swasta. Pemerintah sifatnya hanya mendukung. Mungkin kami, juga bersama pihak swasta, akan membangun sirkuit untuk Formula 1 sehingga Rio tidak hanya bertanding di luar negeri, tapi juga di negeri sendiri.

TS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi