
Pembalap Tim Manor Racing, Rio Haryanto (kanan), menerima bendera Merah Putih dari Menpora Imam Nachrowi (kiri) sebagai simbol dukungan pemerintah dan BUMN untuk Rio berlaga di Formula 1, Jakarta, 18 Februari 2016. ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan menjadi pembalap F1 adalah sesuatu yang langka. Karena itu, kiprah Rio Haryanto di ajang balap paling bergengsi itu harus didukung. "Saya baru tahu pembalap F1 cuma 22 orang di dunia ini," kata Kalla setelah menerima Rio di Istana Wakil Presiden, Senin, 14 Maret 2016.
Artinya, ucap Kalla, jauh lebih banyak presiden dan kepala negara dibanding pembalap F1. Sebab, jumlah presiden dan kepala negara di dunia hampir sepuluh kali lipat dibanding pembalap F1. "Ini menunjukkan lebih mudah menjadi presiden dibanding jadi pembalap F1. Jadi langka. Karena langka, harus dijaga," ujarnya.
Rio menjadi orang Indonesia pertama yang berlaga di ajang balap mobil paling bergengsi tersebut. Bergabung dengan tim Manor Racing, Rio akan melakukan laga perdananya pekan depan di Grand Prix Australia. "Saya siap," tutur Rio. Dia mengatakan tak ada kendala berarti yang dihadapinya sebelum memulai laga perdananya nanti, selain soal adaptasi dengan mobil dan tim. Tapi dia optimistis kendala itu bisa teratasi karena masih ada tiga kali latihan untuk beradaptasi dengan mobil.
Kalla menyatakan keikutsertaan Rio di F1 bukan cuma membawa nama Pertamina sebagai sponsor utama, tapi juga mengharumkan Indonesia.
Menurut Kalla, di luar negeri, merah putih bisa berkibar hanya dengan dua alasan, yaitu kedatangan kepala negara dan atlet yang memenangi pertandingan. Karena itu, Kalla berharap Rio berhasil di arena adu balap mobil itu. "Kami harapkan keberhasilan yang baik karena membawa nama Indonesia," ujar Kalla.
AMIRULLAH