Pasar Kendaraan Niaga Bakal Cerah, Ini Pemicunya
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Senin, 14 November 2016 17:13 WIB
Pekerja menyelesaikan perakitan mobil di pabrik Isuzu Motor Ltd, Kawasan Industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, 7 April 2015. Isuzu hanya akan memproduksi dua jenis kendaraan komersial di pabrik baru ini, yakni, 45.000 unit ELF dan 7.000 unit truk menengah Giga. Tempo/Bambang Harymurti
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Pasar kendaraan niaga diperkirakan segera membaik dalam beberapa waktu ke depan. Sekretaris Perusahaan PT United Tractors, Sara Loebis, mengatakan penjualan alat berat Komatsu untuk sektor konstruksi meningkat jadi 49 persen dibanding sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Sara, sektor konstruksi membuat anak usaha PT Astra Internasional Tbk (ASII) ini mematok target cerah untuk penjualan Komatsu, yakni 2.000-2.100 unit pada akhir 2016. "Kami upayakan pencapaian sama dengan tahun lalu," kata Sara saat ditemui di Rancamaya, Bogor, pada akhir pekan kedua November 2016.

Sejak awal 2016, penjualan alat berat dan pertambangan merek Komatsu menurun 12 persen. Sara mengatakan tekanan harga jual batu bara di sektor pertambangan dan penurunan produksi perkebunan selama beberapa bulan terakhir memengaruhi penjualan Komatsu.

Volume penjualan Komatsu dalam sembilan bulan tahun ini mencapai 1.588 unit, atau lebih sedikit dibanding periode sama tahun lalu 1.799 unit, dan total penjualan akhir 2015 mencapai 2.124 unit. Namun saat bisnis batu bara dan perkebunan tertekan, "Alat berat kami banyak digunakan untuk pembukaan lahan (konstruksi)," ujarnya. United Tractors mencatat pendapatan mesin konstruksinya mencapai Rp10,6 triliun sejak awal tahun. Penjualan mesin konstruksi pun menyumbang 31 persen dari total pendapatan perusahaan.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto optimistis industri otomotif terutama mobil dan truk akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi akhir tahun 2016. Menurut dia, faktor eksternal seperti kebijakan kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan sejumlah negara, program pengampunan pajak (tax amnesty), dan proyek infrastruktur pemerintah akan mendongkrak penjualan mobil dan truk.

Jumlah kendaraan yang dijual TAM sejak awal tahun mencapai 871 ribu unit. Fransiscus menargetkan penjualan akhir tahun sebesar 1.080 unit. "Kami tak bisa prediksi dengan formula biasa karena ada faktor eksternal. Kami kira market share tumbuh 3-5 persen pada 2016-2020," kata Fransiscus.

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mencatat jumlah penjualan kendaraan niaga D-Max paling meningkat dibanding produk lain. Penjualan D-Max tumbuh 13 persen year to date. Total penjualan seluruh produk Isuzu kini mencapai 16.476 unit. "Ini hasil proses pemerintah yang akan membangun proyek-proyek infrastruktur. Nanti yang terkena kenaikan adalah truk kecil," kata General Manager PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril.

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDINA) memperkenalkan seri baru tiga truk beratnya yaitu Mercedes-Benz 1623 C, Merdeces-Benz 2528 RMC dan Mercedes-Benz 3336 K. Varian ini memiliki tambahan fitur seperti keamanan Anti-Lock Braking System (ABS), mesin pendingin (air conditioner) untuk traktor dan kendaraan tambang, serta lampu LED dan pemutar music MP3.

Mercedes Benz melihat peluang permintaan truk berat di Indonesia, yang tumbuh 14.008 unit pada akhir 2015. Kepala Daimler Truck Indonesia Kevin Bangston mengatakan akan menjual kendaraan ini pada kuartal pertama 2017 melalui lima dealer. Perakitan akan dimulai awal tahun di pusat perakitan mobil Mercedes Benz, di Wanaherang, Jawa Barat. "Kami sangat percaya akan nilai truk kami bagi para konsumen di Indonesia," kata dia.

PUTRI ADITYOWATI

Berita LainPendapatan Bersih Nissan Turun US$1,4 MiliarPelambatan Ekonomi Hambat Proses Ekspor Ban Tanah AirPenurunan Harga Gas Dogkrak Daya Saing Industri Ban  

 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi