
Pembalap Mercedes Lewis Hamilton, meluapkan kegembiraanya setelah berhasil finish diurutan pertama pada sirkuit Silverstone, Inggris, 10 Juli 2016. REUTERS/Matthew Childs
TEMPO.CO, Sao Paulo - Lewis Hamilton berhasil memaksa Nico Rosberg untuk bertarung memperebutkan gelar juara dunia pembalap Formula1 2016 sampai seri balapan terakhir tahun ini yaitu Grand Prix Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, di Sirkuit Yas Marina, 27 November mendatang.
Hal ini terjadi setelah Hamiton memenangi Grand Prix Brasil di Sirkuit Jose Carlos Pace, Interlagos, Sao Paulo, kemarin. Juara dunia F1 2008, 2014, dan 2015 dari Inggris ini membuat Rosberg harus puas finis di urutan kedua. Padahal, bila menang di Brasil, Rosberg akan menjadi juara dunia F1 untuk pertama kali sepanjang karier pembalap Jerman berusia 31 tahun ini.
Inilah rivalitas paling sengit di antara dua pembalap tim Mercedes tersebut sejak mereka bermitra dalam empat tahun terakhir. Hamilton tampil agresif sejak meraih waktu tercepat dalam sesi kualifikasi sehingga meraih urutan start terdepan atau pole. Rosberg terus menempel di belakang rekan setimnya ini.
Kemenangan Hamilton pada GP Brasil memotong ketertinggalan perolehan raihan poinnya dengan pemimpin klasemen, Rosberg, dari 19 menjadi 12 angka. Padahal, seri kejuaraan dunia F1 tahun ini tinggal menyisakan satu balapan. “Saya sedang berburu. Tim telah memberikan saya mobil yang bagus. Abu Dhabi adalah salah satu trek yang baik bagi saya,” kata Hamilton.
Ia bakal mendapat tantangan berat pada Grand Prix Abu Dhabi. Ia hanya bisa mempertahankan gelar juara dunia jika menang di Yas Marina dan pada saat yang sama Rosberg gagal finis di urutan ketiga. Rosberg memuji perjuangan rekan setimnya ini. “Hamilton melakukan balapan dengan hebat kali ini. Padahal kondisinya sangat sulit.”
Bagi Hamilton menjadi yang tercepat di Brasil merupakan kemenangan ke-52 sepanjang karirnya. Ia unggul satu kemenangan dari Alain Prost yang juga jago dalam kondisi sirkuit basah. “Saya tenang saja di depan. Ketika hujan biasanya saya tampil baik, kendati sulit bagi orang lain."
Hamilton juga telah memimpikan kemenangan di Interlagos sejak menyaksikan pembalap Brasil idolanya, Ayrton Senna, menjadi juara di sirkuit ini pada 1991. “Ini adalah hari bersejarah bagi saya. Bisa berdiri di podium Brasil tempat Ayrton begitu dipuja," katanya.
FORMULA1| ESPN| NUR HARYANTO