Penjualan Mobil Grup Astra Mengalami Penurunan, Ini Penyebabnya
Reporter: Aditya Budiman
Editor: Eko Ari Wibowo
Selasa, 27 Februari 2018 20:19 WIB
PT Toyota Astra Motor mengundang komunitas Toyota Yaris Club Indonesia dalam peluncuran New Toyota Yaris di Jakarta, 20 Februari 2018. TEMPO/Wawan Priyanto.
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Penjualan kendaraan roda empat PT Astra Internasional Tbk mengalami tekanan sepanjang 2017. Dalam laporan kinerja perusahaan 2017, laba bersih dari lini bisnis otomotif turun tiga persen menjadi Rp 8,9 triliun. Di 2016 laba bersih yang diatribusikan otomotif kepada Astra sebesar Rp 9,1 triliun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari rilis yang diterima Tempo, Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto menyatakan penjualan mobil Astra turun dua persen menjadi 579 ribu unit. Begitu juga dengan pangsa pasar dari semula 55 persen menjadi 54 persen.

Menurut dia, kenaikan laba bersih pada bisnis komponen tidak bisa mengimbangi turunnya penjualan mobil. Ditambah lagi dengan adanya tekanan diskon dari pesaing. "Kinerja dari segmen sepeda motor relatif tidak berubah," kata Prijono, Selasa, 27 Februari 2018.

Penjualan sepeda motor Astra, melalui Astra Honda Motor bertahan di posisi 4,4 juta unit. Secara nasional penjualan sepeda motor di 2017 turun satu persen menjadi 5,9 juta unit. Dari sisi pangsa pasar penjualan motor Astra naik dari 74 persen menjadi 75 persen.

Baca: Cari SDM Handal, Astra Perluas Jaringan Pendidikan Otomotif

Lini bisnis komponen dari PT Astra Otoparts Tbk, lanjut Prijono, mencatatkan kenaikan laba bersih 32 persen menjadi Rp 551 miliar. Ia mengatakan naiknya laba karena melonjaknya kinerja replacement market dan penjualan ekspor. "Ada peningkatan kontribusi laba bersih dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi," ucapnya.

Pendapatan bersih Astra Internasional (konsolidasi grup) di 2017 tumbuh 14 persen menjadi Rp 206,05 triliun. Di 2016 pendapatan bersih perusahaan sebesar Rp 181,08 triliun. Sedangkan laba bersih naik 25 persen dari Rp 15,15 triliun di 2016 menjadi Rp 18,88 triliun.

Prijono menyatakan positifnya kinerja grup Astra karena keuntungan signifikan dari profitabilitas PT Bank Permata Tbk. Selain itu, ada kontribusi yang tinggi juga dari bisnis alat berat dan pertambangan yang didorong naiknya harga komoditas. "Berdampak positif juga terhadap kinerja usaha divisi agribisnis," kata dia.

Bank Permata, lanjutnya, mengantongi laba bersih Rp 748 miliar sepanjang 2017. Sementara di 2016 Bank Permata mengalami rugi bersih Rp 6,5 triliun. Keberhasilan Bank Pertama membukukan laba didorong peningkatan kualitas aset, pertumbuhan kredit, dan perbaikan kredit bermasalah. "Rasio kredit bermasalah bersih membaik menjadi 1,7 persen dari 2,2 persen," ucap Prijono.

Baca: Penjualan Toyota Turun, Isuzu & Daihatsu Melesat

Ke depan, Prijono optimistis kinerja positif Astra bisa dipertahankan selama kondisi ekonomi membaik dan stabilnya harga komoditas. Namun khusus di segmen otomotif ia memprediksi kompetisi akan terus meningkat.

Sebelumnya, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, mengatakan meski secara total angka penjualan kendaraan naik 1,6 persen, terjadi penurunan di beberapa segmen mobil penumpang. Dia menyebut penjualan sedan pada Januari-November turun 34 persen, Multi Purpose Vehicle (MPV) turun 2 persen, dan kendaraan transmisi 4x4 turun 26 persen. Pasar kendaraan, kata dia, didorong segmen komersial, khususnya truk, yang naik hingga 45 persen.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi