Mudik 2018: Begini Cara Menaklukkan Tanjakan Terjal Kali Kenteng
Reporter: Gooto.com
Editor: Wawan Priyanto
Senin, 11 Juni 2018 16:11 WIB
Antrean mobil pemudik yang akan melintasi Jembatan Kali Kenteng di ruas tol fungsional Salatiga-Kartasura, Kabupaten Semarang, Ahad, 10 Juni 2018. Jembatan darurat Kali Kenteng yang bertanjakan curam hanya bisa dilewati mobil satu per satu, sehingga menimbulkan antrean panjang. TEMPO/Bram Selo Agung
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta -

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kabar tanjakan terjal Kali Kenteng dengan sudut kemiringan 57 derajat sempat membuat heboh arus mudik 2018. Kali Kenteng yang merupakan bagian dari tol fungsional Salatiga-Kartasura sejatinya dilengkapi dengan ke jembatan panjang dengan tiang penyangga tinggi menjulang.

Hingga mudik 2018, pekerjaan konstruksi jembatan ini belum rampung. Agar dapat dilalui pemudik maka dibuatkan jalan darurat tepat di bawah tiang penyangga jembatan dengan konsekuensi ada turunan dan tanjakan terjal.

Baca: Mudik 2018: Kiat Agar Perjalanan Lebih Nyaman dan Aman

Di sosial media beredar video sebuah mobil LCGC dengan judul “tanjakan 57 derajat” tidak kuat menanjak dan harus dibantu oleh petugas polisi.

Tanjakan 57 derajat ini sebenarnya sudah klarifikasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Melalui akut twitter @KemenPU. Sudut kemiringan sebenarnya tanjakan di Kali Kenteng adalah 5,7 derajat, bukan 57 derajat.

Melintas di tanjakan terjal memang memerlukan skil yang baik, tapi lebih penting adalah memahami kondisi kendaraan yang digunakan.

Pengamat otomotif yang juga Founder SmartDrive Indonesia Karman Mustamin mengatakan bahwa kondisi mesin mobil harus prima, tidak mbrebet atau ngelitik (knocking). Pastikan juga bahwa beban muatan tidak melebih kapasitas.

Baca: Toyota Buka 23 Posko Siaga di Jalur Mudik 2018

Karman mengingatkan pengemudi untuk memastikan bahwa roda penggerak memperoleh traksi maksimal. Misalnya kalau penggerak roda depan, jangan sampai bobot muatan di belakang (bagasi) lebih berat karena bisa menyebabkan ban (depan) spin.

“Selanjut, manfaatkan momentum, mempertahankan rpm atau putaran mesin tetap konstan,” katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 11 Juni 2018.

Untuk transmisi manual, lanjut dia, hindari penggunaan kopling setengah dan gunakan gear rendah. Sedangkan pada mobil bertransmisi otomatis, putaran mesin konstan sekitar 2.000 rpm dan tuas transmisi di “D” (Drive). Karman menambahkan agar pengemudi berusaha membuat jalur lintasan zig-zag untuk memaksimal traksi pada ban.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi