Begini Impresi Royal Enfield Himalayan Diajak ke Medan Offroad
Reporter: Gooto.com
Editor: Eko Ari Wibowo
Senin, 17 September 2018 17:29 WIB
Sejumlah biker menjajal ketangguhan Royal Enfield Himalayan di ajang Demo Day di Sirkuit Patrac Pondok Aren, Tangerang Selatan Minggu 9 September 2018. TEMPO/Eko Ari Wibowo
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Royal Enfield pekan lalu membuktikan bahwa Himalayan tak hanya jago di medan jalanan aspal namun juga medan lumpur layaknya motor offroad. Produsen yang kini menggunakan basis India sebagai produksi motornya ini mempersilakan jurnalis dan komunitas untuk menjajal motor dalam Royal Enfield Himalayan Demo Day di sirkuit Patrac BSD, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada dua pekan lalu. "Kami ingin mengajak mereka yang ingin membuktikan kemampuan motor Royal Enfield Himalayan dalam menaklukkan berbagai medan off road di lintasan menantang,” kata Irvino Edwardly, Country Manager Royal Enfield Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Gagahnya Royal Enfield Himalayan Modif ala Balap Rally Dakar

Royal Enfield memiliki bodi agak tinggi, bagi pengendara dengan tinggi badan 160 sentimeter sedikit menyulitkan karena harus jinjit balet maklum ketinggian jok dengan tanah mencapai 800 milimeter bandingkan dengan sebagian motor Jepang masih di kisaran 700-an milimeter. Ditambah lagi motor ini cukup berat dengan kapasitas kosong mencapai 191 kilogram. Adapun ground clearance Himalayan 220 mm mampu mengatasi medan offroad, menjelajahi sungai hingga lintasan terjal.

Kondisi ini akan berubah setelah motor ini berjalan karena memberikan kenyamanan dalam berkendara. Posisi stang tinggi, jok yang empuk dan footpeg yang lebih ke depan memberikan kenyamanan dengan badan bisa duduk tegak dan tangan berada pada posisi santai yang cocok untuk dipakai perjalanan jauh.

Ketika starter motor ditekan mesin langsung menyala tanpa kesulitan meski di kondisi pagi hari karena Himalayan telah dibekali sistem pengabutan bahan bakar Fuel Injection. Suara mesin agak cempreng dengan khas suara satu silindernya. Terasa getaran mesin sampai ke setang namun getaran itu hilang saat motor mulai berjalan. Tempo merasakan penyaluran tenaga motor ini terasa smooth namun bertenaga berbeda dengan karakter motor trail yang ganas pada putaran bawah. Mesin berkapasitas 411cc ini memiliki tenaga 24,83 hp pada putaran 6000rpm dengan torsi badak 32 NM di putaran mesin 4000 rpm. Namun, jika gas dibetot lebih dalam jangan kaget torsi badaknya akan keluar.

Motor Royan Enfield Himalayan yang dipamerkan dalama acara Gaikindo Indonesia Intenational Auto Show (GIIAS) di ICE BSD, Tangerang, Banten, 12 Agustus 2016. Royal Enfield Himalayan merupakan motor penjelajah yang berdiri di atas rangka half-duplex split cradle dengan racikan ground clearance setinggi 220 mm. TEMPO/Fajar Januarta

Pengendara harus pandai mengambil posisi saat menikung saat mengunakan motor yang dijual dengan banderol Rp 94,5 juta on the road DKI Jakarta ini karena memiliki jarak sumbu roda cukup panjang mencapai 1.465 mm. Ketika mengambil posisi terlalu dalam, maka saat keluar tikungan bisa melebar meski jarak putar stang lebih leluasa dibandingkan motorsport. Beberapa kali, Tempo sempat terjerembab karena melebar saat melewati tikungan. Saat jatuh, motor yang memiliki bobot yang sangat berat dibandingkan motor offroad lain yang pada kisaran 130 kilogram tentu sedikit menyulitkan sehingga perlu bantuan rekan lainnya.

Baca: Royal Enfield Akan Pasarkan Motor Mesin Twin 650cc di Indonesia

Melewati gundukan multiple, motor ini cukup nyaman yang disokong dengan suspensi depan teleskopik dengan jarak main cukup panjang mencapai 200 milimeter dan suspensi belakang yang mengandalkan mono shock dengan jarak main 180 militer. Tipikal suspensi Royal Enfield Himalayan sangat cocok untuk berpetualang bahkan melewati medan offroad tak kalah dari trail. Ayunan suspensi memang sedikit keras karena memamg dibuat untuk tetap stabil di jalanan aspal maupun medan berat namun tak sampai membuat handling kerepotan. Jika dibandingkan model trail seperti KLX atau CRF memang sedikit dibawah keduanya yang memang habitatnya di medan offroad.

Satya Framudya, anggota Royal Enfield Riders Indonesia atau RORI mengakui suspensi Himalayan cukup handal di jalur offroad. Satya yang biasa mengendarai Royal Enfield Classic 500 langsung 'tune in' setelah beradaptasi satu kali putaran. "Handlingnya mantap meski lintasan licin," katanya.

Irvano Edwardly Country Manajer Indonesia Royal Enfield bersama peserta kloter pertama yang mengikuti ajang Demo Day di Sirkuit Patrac Pondok Aren, Tangerang Selatan Minggu 9 September 2018. TEMPO/Eko Ari Wibowo

Rem Royal Enfield Himalayan cukup bisa diandalkan dengan dibekali cakram 300mm pada bagian depan dan cakram 240mm pada bagian belakang. Hanya disarankan saat melewati jalan offroad atau lumpur menggunakan rem belakang untuk menghindari kecelakaan sampai terjungkal. Rata-rata kecepatan selama bermain di medan offroad pada kisaran 20-50 kilometer per jam sehingga tidak terlalu butuh pengunaan rem depan. Apalagi pengereman Himalayan menggunakan kaliper buatan Bybre yaitu anak perusahaan Brembo yang banyak digunakan pada balapan Internasional.

Baca: Royal Enfield Classic 350 Kini Sudah Pakai ABS dan Warna Militer

Melewati jalan offroad, ban Himalayan masih menggunakan bawaan dealer yaitu ban semi offroad yang masih aman ketika dipakai di jalan aspal. Dengan kombinasi, ukuran ban 90/90 dengan ring 21 inci pada bagian depan dan ukuran ban 120/90 dengan ring 17 inci. Meski bukan ban pacul, namun cukup menggigit di jalan tanah, lumpur maupun melewati genangan yang disiapkan panitia dengan kedalaman 30 sentimeter. Tempo tidak merasakan kehilangan grip selama menjajal Himalayan.

Saat melewati gundukan yang tinggi atau tanjakan, bukan menjadi masalah bagi mesin 411cc satu silinder. Meski tenaga mesin tersalur secara smooth namun jika bejek gas lebih dalam, motor langsung 'terbang' tak kalah dari motor trail hanya berat motor yang mengkebiri. Torsi Hilamayan yang mencapai 32 Nm memang sangat menyenangkan dioptimalkan di medan offroad. "Tak perlu gas dalam tenaganya sudah memadai, cukup flowing saja cukup. Biasa pegang Classic, Himalayan lebih bertenaga," ucap Satya.

Selain kehandalan motor ini sebagai dual purpose, motor ini memiliki kualitas pengecatan dan kepresisian cukup tinggi. Tempo yang berkali-kali jatuh ketika menggunakan motor ini catnya masih aman dengan adanya bar pelindung tangki dan mesin bawaan pabrik. Sasisnya juga kuat, tidak ada gangguan handling meski sudah berkali-kali jatuh bahkan sampai stang melenceng posisinya masih enak dipakai lagi. Motor buatan India terkenal dengan kualitas besi yang digunakan dan pengecatannya.

Sebagai motor adventure, Himalayan menawarkan fitur lengkap pada speedoeternya yaitu kecepatan, jarak berkendara, jam, putaran mesin, indikator baterai, posisi gear, kompas digital, suhu lingkungan hingga interval servis. Tangki bahan bakar mampu menampung pertamax hingga 15 liter yang diklaim mampu digunakan menjelajah hingga 400 kilometer. Royal Enfield juga menyediakan aksesoris berupa pannier atau side box untuk perjalanan jauh.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi