Mobil Nasional Vietnam dan Malaysia Mendunia, Apa Kabar Esemka?
Reporter: Wira Utama
Editor: Wawan Priyanto
Kamis, 20 Juni 2019 13:38 WIB
Mobil SUV baru VinFast. Sumber: carscoops.com
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Tak ada yang salah dengan ide memiliki mobil nasional atau mobnas. Sejumlah negara sudah menerapkannya, bahkan sudah dijual ke pasar. domestik mau pun internasional. Yang terbaru adalah VinFast, perusahaan mobil asal Vietnam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Senin, 17 April lalu, VinFast meluncurkan tiga produk yang siap dikirim ke konsumen. Pada tahap pertama, VinFast dikabarkan memproduksi 250 ribu unit dengan target produksi selanjutnya setengah juta unit per tahun.pada 2025. Adapun ketiga mobil VinFast adalah  SUV Fadil, Lux A2.0, dan Lux SA2.0. Untuk tipe Lux, VinFast bekerja sama dengan BMW, termasuk urusan mesin.

Vin Group, perusahaan yang menaungi VinFast, diketahui telah menginvestasikan dana sebesar US$ 3,5 juta lebih atau sekitar Rp50 triliun untuk pengembangan mobil dan motor listrik Vietnam. Pembangunan pabriknya bahkan baru dimulai sekitar akhir 2017 lalu. Artinya, hanya dalam 2 tahun Vietnam mampu membuat mobil nasional sendiri. 

Baca juga: Mobil Esemka Baru Mau Meluncur, Mobnas Vietnam Sudah Mendunia

Sebelum VinFast, Malaysia sudah lebih dulu meluncurkan mobil nasional dengan merek Proton. Awalnya mobnas inisiatif Mahatir Mohammad pada 1983 ini menggunakan teknologi Mitsubishi, namun seiring berjalannya waktu, Proton berhasil mengembangkan teknologinya sendiri. 

Beberapa produknya pernah akrab dengan masyarakat Indonesia seperti Proton Waja dan Wira untuk armada taksi, hatchback Gen 2, MPV Exora, dan yang terakhir sempat diluncurkan di Indonesia adalah hatchback Iriz. 

Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad dengan didampingi istrinya Tun Dr Siti Rosmah meluncurkan mobil SUV premium Proton X70. ANTARA

Pada bulan Juni 2017, 49,9 persen saham Proton telah dikuasai oleh Zhejiang Geely Holdings Group Cina. Adapun buah kerja sama Proton dan Geely antara lain SUV X70 yang kini mengincar pasar SUV global. Mungkin juga dalam waktu dekat ini akan masuk pasar Indonesia. 

Lantas bagaimana dengan mobil nasional Indonesia? Indonesia sebenarna punya sejarah panjang soal mobil nasional. Meski harus diakui kalah langkah dari Malaysia. Dari sekian banyak wacana dan prototipe, yang benar-benar teralisasi adalah mobil nasional dengan merek Timor. Mobil ini merupakan re-badge dari sedan Kia Sephia. 

Baca juga: Begini Kondisi Terakhir Pabrik Mobil Esemka Setelah Buka Preorder

Sempat menjadi idola baru otomotif tanah air ketika tiu, Timor akhirnya kandas sebelum berkembang. Kini muncul mobil Esemka di bawah naungan PT Solo Manufaktur Kreasi. Awalnya, Esemka merupakan mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang dimulai pada tahun 2007. 

Mobil Pikap Esemka Bima terparkir di halaman pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa 24 April 2019. TEMPO/Dinda Leo Listy

Hasil rakitan siswa SMK ini kemudian berkembang menjadi calon kuat mobil nasional. Hingga akhirnya memiliki pabrik perakitan di Kecamatan Kosambi, Boyolali, Jawa Tengah. Tempo beberapa kali menyambangi pabrik Esemka dan melihat langsung mobil-mobil Esemka jenis pikap terparkir rapi di halaman pabrik. 

Esemka saat ini sudah mengantongi izin Permendagri nomor 14/2019 untuk dua tipe kendaraan, yakni Esemka Garuda I dan model pikap Esemka Bima.

Baca juga: Mobil Esemka Masih Euro 2, Kemenhub: Jika Dijual Harus Diuji Lagi

Namun kedua mobil yang kabarnya dirakit di Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah ini belum bisa diproduksi massal untuk konsumen. Sebab, di Indonesia telah diberlakukan standar emisi Euro 4 untuk semua jenis kendaraan roda empat. Sementara mobil Esemka yang sampai saat ini baru lolos uji tipe masih bermesin Euro 2.

"Sebenarnya SUT (sertifikat uji tipe) (SUT) mereka itu masih Euro 2 waktu homologasi," ujar Kepala Subdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor Kemenhub Dewanto Purnacandra, seperti diwartakan Tempo.co pada Selasa, 21 Mei 2019.

Itu artinya semua jenis mobil Esemka yang telah mendapat SUT dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), harus melalui pengujian ulang dengan ubahan mesin yang sudah menggunakan bahan bakar Euro 4, terutama jenis mobil Esemka yang memakai bensin. Dengan kata lain, mobil Esemka masih ketinggalan jauh dari pendatang baru VinFast, apalagi dibanding Proton yang sudah mengincar pasar global. 

DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi